tag:blogger.com,1999:blog-21460100010805096822024-03-14T07:35:34.855-07:00Logbook Calon DRGBerlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang..
<br>
-Imam Syafii-Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-52070609033256986922012-12-05T15:57:00.004-08:002012-12-05T16:00:03.306-08:00Belum Tau Manfaat Fluoride? Klik Disini<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzBh26mp56WsE3sqO6kueDEFnzB_YyPeNC6lNUh0oWKNr_k6TVBA1kAaXgdmRwhkOimL2j0K91z2qKoumiuDyijjWAr35vDz49d2Q8HWOEccS8F6iAcKJnM7salK5Ihb2WTDBKhlkhY88/s1600/pasta-gigi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzBh26mp56WsE3sqO6kueDEFnzB_YyPeNC6lNUh0oWKNr_k6TVBA1kAaXgdmRwhkOimL2j0K91z2qKoumiuDyijjWAr35vDz49d2Q8HWOEccS8F6iAcKJnM7salK5Ihb2WTDBKhlkhY88/s320/pasta-gigi.jpg" width="320" /></a></div>
(MYIAW.com) Jakarta - Hampir semua pasta gigi di pasaran mengandung fluoride. Namun sebagian kalangan menilai fluoride di pasta gigi lebih menyebabkan kerugian. Sebenarnya apakah fluoride itu dan seberapa besar pengaruhnya bagi kesehatan gigi?<br />
<br />
Penambahan mineral fluoride pada dasarnya bertujuan untuk mengembalikan mineral di gigi yang hilang akibat asam yang berasal dari plak bakteri dan gula. Tanpa penambahan mineral (remineralization) gigi menjadi mudah goyang.<br />
<br />
Ketika kita menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluoride, gigi akan menyerap fluoride tersebut. Selain itu fluoride tersebut juga akan menghilangkan plak yang mengandung bakteri di gigi. Seperti diketahui bakteri akan menghasilkan zat asam yang merusak gigi.<br />
<br />
Pada anak berusia kurang dari 6 tahun, fluoride juga diperlukan untuk pertumbuhan gigi permanen dengan cara membantu mempercepat proses remineralisasi.<br />
<br />
Selain dalam pasta gigi, kita juga bisa mendapatkan fluoride di air minum dan makanan yang ditambahkan mineral ini. Fluoride juga bisa dioleskan langsung di gigi oleh dokter gigi dalam bentuk gel, foam, atau pernis.<br />
<br />
Pada beberapa kondisi, seperti orang yang menderita mulut kering, penyakit gusi, sering menderita gigi berlubang, dan menggunakan kawat gigi, penggunaan fluoride dalam pasta gigi atau obat kumur sangat dianjurkan.<br />
<br />
Fluoride pada dasarnya aman, tetapi jika dipakai secara berlebihan bisa menyebabkan warna kecokelatan pada gigi yang disebut juga fluorosis. Kondisi itu umumnya terjadi pada saat gigi tetap baru muncul, kendati jarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://health.lintas.me/go/myiaw.com/manfaat-fluoride-dalam-pasta-gigi/</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-44244955893648809982012-12-05T15:54:00.000-08:002012-12-05T15:54:00.503-08:00Inilah Akibat Buruk Suka Melamun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHrL5gvKGmQ3vj420JbLsvWBnjvwkRuSxFgfDPHkxpgSsZo2Tf6oldgO7oMK-xkIklImx6S6oxOXA0D6qGzXNbwFwl6AYT4yqlIR1lgcaDCrkMFFvAk6ltpwhSbQljYvPDIgWztPilCRyT/s1600/melamun.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHrL5gvKGmQ3vj420JbLsvWBnjvwkRuSxFgfDPHkxpgSsZo2Tf6oldgO7oMK-xkIklImx6S6oxOXA0D6qGzXNbwFwl6AYT4yqlIR1lgcaDCrkMFFvAk6ltpwhSbQljYvPDIgWztPilCRyT/s200/melamun.jpeg" width="176" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah lelucon mengenai terlalu banyak melamun membuat seseorang mati muda, ternyata ada benarnya juga. Sebuah penelitian telah mengaitkan antara kebiasaan melamun dengan penuaan dini dan memperpendek usia.<br /><br />Para ilmuwan di University of California, San Fransisco melakukan penelitian mengenai telomer yang merupakan topi pelindung ujung kromosom. Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai penelitian menunjukkan bahwa memendeknya telomer merupakan salah satu penanda terkuat penuaan dini.<br /><br />Telomer akan memendek seiring dengan bertambahnya usia, sehingga telomer yang memendek pada usia berapa pun dapat memprediksi berkembangnya suatu penyakit dan kematian dini, seperti dilansir prevention.<br /><br />Untuk mengetahui apakah kebiasaan melamun memiliki dampak pada panjang telomer, peneliti menguji 239 wanita yang berpendidikan tinggi dan dengan tingkat stres yang rendah. Peserta penelitian diminta mengisi kuesioner tentang kepuasan hidup, kemudian peneliti mengukur panjang telomer masing-masing peserta.<br /><br />Peserta yang sering melamun cenderung memiliki telomer yang lebih pendek, yaitu sekitar 200 pasangan basa, yang seharusnya dialami 4 tahun kemudian. Hal ini berarti pemendekan telomer tersebut menyebabkan 4 tahun penuaan dini.<br /><br />Menurut para peneliti, sebenarnya tidak ada yang salah dengan melamun tetapi melamun biasanya dilandasi oleh ketidakbahagiaan dan perasaan sedih. Stres dan ketidakpuasan terhadap hidup telah dikaitkan oleh memendeknya telomer dalam berbagai penelitian sebelumnya.<br /><br />Peneliti menyarankan daripada berfokus pada suatu hal yang mengganggu Anda, lebih baik berpikir tentang sesuatu yang lain yang membuat Anda merasa lebih baik.<br /><br />Untuk menjaga kondisi telomer dan mencegah penuaan dini, Anda dapat melakukan 6 langkah berikut ini:<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Merasakan Napas Anda Sendiri</b><br />Sebuah studi dalam jurnal Emotion edisi bukan Juni menemukan bahwa bernapas secara sadar selama 8 menit saja dapat mencegah pikiran mengembara kemana-mana.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cobalah Yoga dan Meditasi</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah studi tahun 2011 dalam jurnal Psychoneuroendocrinology menemukan bahwa ketika orang melakukan meditasi atau yoga selama empat bulan saja, dapat meningkatkan produksi enzim telomerase, yang menjaga telomer.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bergaul dengan Lebih Banyak Teman</b>Teman-teman Anda tidak hanya membuat Anda merasa lebih muda tetapi juga dapat melindungi telomer karena pengalaman positif seperti koneksi sosial.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ambil Minyak Ikan</b><br />Penelitian menunjukkan bahwa suplemen omega-3 dalam minyak ikan dapat memperlambat proses penuaan dengan memperpanjang telomer.<br /><br /><b>Tidur Malam yang Berkualitas</b><br />Atasi segala macam gangguan yang dapat mengganggu tisur Anda dan dapatkan tidur malam yang baik untuk menjaga otak tetap tajam.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Olahraga</b><br />Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga secara teratur dapat memperpanjang telomer. Bahkan, olahraga ringan selama 30 menit sehari dapat membuat telomer memanjang setara dengan 10 tahun lebih muda daripada rekan-rekan Anda yang tidak berolahraga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://health.lintas.me/go/kampungtki.com/ini-akibatnya-bila-terlalu-banyak-melamun/</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-51156667749661496722012-12-01T09:14:00.000-08:002012-12-02T05:40:57.521-08:00Cara Mengobati Sakit Gigi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK8s0DkYOEhM8B0Ad8y3vLj7kKIjtbBE8tViO3b6PTW0d9llyXMhRHuP_O6z1hNTMJYqIIxXrHcAAdG5kVHeHKQr5x9_W_dVMwI6mwPhc-Z00vyQ6cLzW622rgjKt2BX0X4dSQ-111HpbI/s1600/hi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK8s0DkYOEhM8B0Ad8y3vLj7kKIjtbBE8tViO3b6PTW0d9llyXMhRHuP_O6z1hNTMJYqIIxXrHcAAdG5kVHeHKQr5x9_W_dVMwI6mwPhc-Z00vyQ6cLzW622rgjKt2BX0X4dSQ-111HpbI/s400/hi.png" width="400" /></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2146010001080509682" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara mengobati sakit gigi - “Lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi” mungkin ungkapan itu cukup pas untuk menggambarkan rasa sakit yang di derita saat sakit gigi. Untuk langkah cepat dan hemat waktu, beberapa obat pereda rasa sakit mungkin menurut anda akan banyak membantu. Padahal fakta mengatakan bahwa jenis obat tersebut akan memunculkan kekebalan tersendiri pada tubuh. Dan akhirnya malah ketika rasa sakit itu datang, Anda kecanduan untuk mengonsumsi obat kimia tersebut. Tentu saja itu tidak baik untuk kesehatan kita kedepannya.<br />
<br />
Tetapi jangan khawatir, kali ini kami akan mengulas tentang cara mengobati sakit gigi secara alami. Kembali ke alam dan nikmati perawatan secara alami oleh beberapa bahan alami yang mudah anda temui bahkan di dapur anda. Inilah obat alami untuk menyambuhkan sakit gigi:<br />
<br />
<b>Pijat dengan Es Balok</b><br />
Caranya adalah ambil sepotong kecil es balik dan letakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari. Pijat perlahan di bagian tersebut, dan anda akan merasakan perlahan rasa sakit itu mulai hilang. Pemijatan nyaman dengan es balok menyentuh sel-sel syaraf yang terdapat di sekitar ibu jari dan telunjuk. Pemijatan yang dilakukan si es balok langsung ke pusat syaraf, sehingga 60 – 90% rasa sakit yang anda rasakan cepat menghilang.<br />
<br />
<b>Bawang Putih</b><br />
Caranya adalah, potong halus bawang putih kemudian taburkan sedikit garam. Kunyah di daerah yang sakit dan tak lama kemudian rasa sakit di gigi anda akan menghilang perlahan. anda juga boleh menggunakannya sebagai terapi untuk memperkuat struktur tulang gigi anda.<br />
<br />
<b>Bawang Merah</b><br />
Tak hanya si bawang putih, namun bawang merah juga mampu meringankan rasa sakit gigi anda. Selain itu, kandungan enzim dalam bawang merah dapat membantu membunuh kuman-kuman jahat di dalam mulut.<br />
<br />
<b>Jeruk Nipis</b><br />
Caranya adalah, peras sari jeruk nipis pulaskan pada bagian gigi yang sakit sesendok demi sesendok setiap 10 menit sampai sari jeruk tersebut habis. Selain kaya akan vitamin C, sari jeruk tersebut juga berfungsi sebagai pereda sakit gigi anda.<br />
<br />
<b>Minyak Cengkeh</b><br />
Cara mengobati sakit gigi yang selanjutnya adalah dengan menggunakan minyak cengkeh. Mungkin anda tahu bahwa cengkeh adalah salah satu komposisi penyusun rokok. Namun berbeda dengan cengkeh tersebut, sari minyak cengkeh sangat manjur untuk menyelamatkan gigi anda dari serangan rasa ngilu. Caranya mudah, oleskan minyak cengkeh pada gigi anda dengan bantuan kapas. <br />
<br />
<b>Garam </b><br />
Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi garam secara langsung, bukan karena efek samping, namun rasanya yang sangat asin. Namun di balik rasa asin ini, kandungan yodium yang tinggi juga meringankan ngilu gigi. Caranya mudah, taburkan garam dalam segelas air mineral hangat. Aduk kemudian gunakan sebagai sarana mouthwash. Berkumurlah setidaknya sampai Anda merasa cukup nyaman dan tak terlalu tersiksa oleh rasa sakit gigi.<br />
<br />
Semoga artikel cara mengobati sakit gigi bermanfaat untuk anda. Selamat mencoba..<br />
<br />
Referensi: http://health.lintas.me/go/agar-sehat.blogspot.com/cara-mengobati-sakit-gigi/ </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-5736784772948854792012-12-01T08:36:00.001-08:002012-12-01T09:00:07.898-08:0010 Penyebab Gigi Kuning<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="232" src="http://img440.imageshack.us/img440/6826/298x232lbteethgrtwhitst.jpg" title="298x232_LB_teeth_grtwhit_ST" width="298" /></span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>10 Penyebab Gigi Kuning</b> - </span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;">Jangan salahkan pasta gigi jika gigi
Anda masih saja kuning walaupun Anda tak pernah absen menggosok gigi
secara rutin. Berikut 10 Penyebab Gigi Kuning:</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2146010001080509682" name="more"></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"><b>1. Te</b><b>h Herbal</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Menjaga kelangsingan tubuh serta
kesehatan dengan teh herbal menjadi kebiasaan yang umum akhir-akhir
ini. Tubuh terasa lebih bugar, dan lebih langsing. Namun, ternyata teh
herbal ini membawa efek samping yang buruk bagi gigi. Mereka yang rutin
mengonsumsi teh herbal cenderung memiliki gigi kuning. Menanggapi hal
ini, para peneliti Jepang, seperti dilansir Dailymail, menyarankan agar
para konsumen teh herbal lebih memilih teh hijau. Kandungan katekin di
dalam teh hijau dipercaya dapat menekan bakteri pemroduksi asam di
gigi, sehingga gigi kuning lebih mudah dicegah.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">
<b>2. Obat Mata</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Mungkin Anda bingung, apa hubungan obat
tetes mata dengan kuningnya gigi. Namun, obat tetes mata ini memang
menjadi salah satu penyebab gigi menjadi kuning. Kandungan kimia dalam
obat tetes mata menekan produksi saliva. Di mana saliva akan
menetralisir asam di dalam mulut. Karena jumlah saliva ini berkurang,
secara otomatis asam di dalam mulut akan meningkat. Di sini bakteri
akan berkembang biak lebih pesat, sehingga gigi menjadi kuning.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">
<b>3. Berenang</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Hasil studi yang dilakukan terhadap 500
orang perenang menyebutkan bahwa 66% dari perenang mengalami kerusakan
pada gigi serta gigi kuning. Hal ini disebabkan karena kandungan klorin
yang tinggi di dalam air kolam. Klorin tersebut mempengaruhi pH air
yang menyebabkan kandungan asamnya lebih tinggi. Untuk itu, jangan lupa
menyikat gigi setelah berenang.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>4. Pemutih gigi</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Bagaimana bisa pemutih gigi malah
membuat gigi menjadi kuning? Well, ternyata cara kerja pemutih gigi ini
tidak sesederhana yang kita pikirkan. Kebanyakan, pemutih gigi bekerja
dengan mengerosi gigi. Dan seringkali, pemutih gigi yang dikenakan di
rumah, tidak bekerja secara maksimal. Bukannya memutihkan, mereka malah
mengikis gigi, membuatnya rapuh dan kuning.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>5. White Wine</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Anda mungkin berpikir bahwa anggur merah
justru buruk untuk gigi, karena warna merahnya. Namun ternyata anggur
putih justru memberikan efek lebih buruk bagi gigi. “Anggur putih lebih
cepat mengikis gigi,” ungkap Dr Paul Ashley, direktur institusi
kesehatan gigi, di University College Hospitals.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">
<b>6. Menyikat gigi setelah makan yang manis</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Saking takutnya ada bakteri yang tinggal
di gigi, maka Anda akan buru-buru menyikat gigi setelah makan yang
manis-manis. Benarkah hal ini? Ternyata justru hal ini salah. Setelah
proses pengunyahan, maka mulut cenderung bersifat asam. Saat ini
akhirnya gigi menetralisir keadaan mulut dengan mengeluarkan enamel
untuk melindungi gigi. Jika Anda terburu-buru menyikat gigi, maka
enamel ini akan terbuang sia-sia dan bakteri justru bebas berkembang.
Untuk itu sangat disarankan menyikat gigi setidaknya 1 jam setelah
makan yang manis-manis.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>7. Diabetes</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Tak bisa dipungkiri bahwa penyakit yang
satu ini memang menyumbangkan efek gigi kuning, rapuh bahkan keropos.
Sayangnya, banyak penderita diabetes tidak menyadari bahwa penyakitnya
ini juga mempengaruhi keadaan giginya.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>8. Rokok</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Selain penyakit diabetes, rokok juga
membuat gigi menjadi kuning. Kandungan nikotin di dalam rokok
menyebabkan ruang mulut menjadi asam, nikotin-nikotin terikat pada
elemen gigi dan tinggal pada dinding-dinding gigi. Tak heran jika
mereka yang merokok hampir sulit untuk punya gigi putih bersih.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">
<b>9. Minuman berenergi</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Karena dibuat untuk menggantikan energi
dan garam yang hilang saat berolahraga, maka minuman berenergi
dilengkapi dengan gula dan asam.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Berdasarkan studi yang dilakukan
University of Birmingham, ditemukan bahwa minuman berenergi bersifat
korosif ketimbang air mineral. Zat kimia yang terkandung dalam minuman
berenergi cenderung merusak dan mengikis gigi.</span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>10. Membuka kemasan dengan gigi</b></span></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Saking kuatnya gigi dan tak ada gunting
di sekitar Anda, maka Anda memutuskan membuka kemasan dengan gigi Anda.
STOP kebiasaan ini! Tanpa Anda sadari, kebiasaan ini akan membuat gigi
lebih mudah rapuh dan lemah. Ketika gigi rapuh, secara otomatis
warnanya tidak akan sehat dan cenderung menguning.</span></div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: justify; text-decoration: none;">
<div style="font-family: inherit;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;">Referensi: </span><a href="http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2012/11/10-penyebab-gigi-kuning.html#ixzz2DopcusXw" style="color: #003399;"><span style="font-family: inherit;">http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2012/11/10-penyebab-gigi-kuning.html</span></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-60055178733527579312012-12-01T08:28:00.000-08:002012-12-01T08:57:52.495-08:005 Dampak Negatif AC Terhadap Kesehatan<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="img" class="" height="284.392265193" src="http://images.detik.com/content/2012/11/28/1135/184020_womanac362.jpg" width="355" />
</div>
<br />
<div class="thumb" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<div class="clear">
<b></b><br /></div>
<div class="clear" style="width: auto;">
</div>
</div>
<br />
<div class="like" style="text-align: justify;">
<div class="fLeft">
<a href="http://wolipop.detik.com/comment/2012/11/28/183839/2104279/1135/5-dampak-negatif-ac-terhadap-kesehatan-tubuh">
<b class="jmlkomentar"></b></a><a class="addthis_button_email at300b" href="http://wolipop.detik.com/read/2012/11/28/183839/2104279/1135/5-dampak-negatif-ac-terhadap-kesehatan-tubuh?w992201835#" style="padding-top: 5px;" title="Email"><span class="at16nc at300bs at15nc at15t_email at16t_email"><span class="at_a11y"></span></span></a>
</div>
<div class="sharethis fLeft">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style fLeft">
</div>
</div>
</div>
<div class="ads fRight" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jakarta</b> - Di iklim tropis seperti Indonesia, pendingin
udara atau Air Conditioner (AC) dirasa penting bagi sebagian besar
orang. Bahkan AC hampir digunakan setiap saat, baik di rumah dan di
kantor.<br />
Tetapi tahukan Anda bahwa ternyata AC punya dampak
negatif terhadap kesehatan tubuh. Seperti yang dikutip dari
globaltvedmonton, berikut lima dampak negatif AC terhadap kesehatan
tubuh.<br />
<br />
<b>1. Terkena Penyakit & Kelelahan Rutin</b><br />
Penelitian
menunjukkan bahwa orang yang selalu bekerja dalam ruangan ber-AC
memiliki kemungkinan untuk mengalami sakit kepala kronis dan rasa lelah
yang terus menerus terjadi. Mereka yang bekerja di dalam gedung terus
menerus terkena udara dingin sehingga mungkin alami iritasi membran
mukosa dan kesulitan bernapas. Hal itu membuat Anda lebih rentan
terhadap pilek, flu dan penyakit lainnya.<br />
<br />
<b>2. Kulit Kering</b><br />
Berjam-jam
menghabiskan waktu di lingkungan ber-AC dapat menyebabkan kulit Anda
kehilangan kelembaban. Apalagi jika Anda tidak membantu kelembaban kulit
dengan mengaplikasikan lotion. Beberapa kasus kulit kering yang parah
bisa mengakibatkan eksim atau penyakit kulit lainnya.<br />
<br />
<b>3. Membuat Kondisi Penyakit Semakin Parah</b><br />
Pendingin
udara dengan sistem sentral diketahui dapat membuat penyakit yang sudah
diderita menjadi lebih parah. AC membuat proses 'merasakan' sakit
menjadi lebih sulit dan hal ini berbahaya bagi mereka yang mengalami
sakit. Selain itu, AC juga dipercaya dapat meningkatkan gejala tekanan
darah rendah, rematik dan neuritis.<br />
<br />
<b>4. Ketidakmampuan Tubuh Menghadapi Panas</b><br />
Tubuh
mereka yang menghabiskan banyak waktu di lingkungan ber-AC cenderung
sulit mentolerir suhu musim panas. Biasanya ini diakibatkan stres tubuh
karena berpindah dari lingkungan dingin ke area outdoor yang panas.
Ketidakmampuan tubuh mentolerir suhu panas itu juga bisa meningkatkan
kasus kematian akibat cuaca panas.<br />
<br />
<b>5. Masalah Pernapasan</b><br />
Walau
AC mobil dapat membuat Anda tetap merasa sejuk saat harus
bermacet-macetan di siang hari, namun AC bisa mengedarkan kuman serta
mikro-organisme yang menyebabkan masalah pernapasan. Para peneliti
Louisiana State Medical Center menemukan delapan jenis kuman yang hidup
pada 22 dari 25 mobil yang telah di uji coba. AC juga diketahui bisa
dapat menyebarkan penyakit pernapasan seperti Legionnaire, yang bisa
sebabkan batuk, demam hingga pneumonia (penyakit paru-paru).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://health.lintas.me/go/wolipop.detik.com/5-dampak-negatif-ac-terhadap-kesehatan-tubuh/ </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-24258641063282229102012-12-01T08:25:00.002-08:002012-12-01T22:38:13.310-08:0010 Kesalahan Cara Sikat Gigi Pada Anak Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy0_HmFCpFn5_rRkKqWwf_sWHGWzATWcWgZln0nhE3GhZ5VRuN7_nNOOxRDRLgoipDIDEWgRD4N-rNzO4KNXLg_wGzAgl2mdpUx1y7jOZnQc6JWMklnKRS3jslc6U7HJTmqQQkFe60bgRA/s1600/sikat-gigi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy0_HmFCpFn5_rRkKqWwf_sWHGWzATWcWgZln0nhE3GhZ5VRuN7_nNOOxRDRLgoipDIDEWgRD4N-rNzO4KNXLg_wGzAgl2mdpUx1y7jOZnQc6JWMklnKRS3jslc6U7HJTmqQQkFe60bgRA/s320/sikat-gigi1.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-size: 100%;"><b>Tidak Menggunakan Sikat Gigi yang Tepat</b></span><span style="font-size: 100%;"> </span><br />
<br />
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Richard H Price, DMD, penasihat American Dental Association (ADA)
mengatakan, “Jika Anda harus membuka rahang cukup besar untuk membiarkan
gagang sikat masuk ke dalam mulut, bisa jadi sikat gigi terlalu besar
untuk Anda. Gagangnya pun harus nyaman digenggam, sensasinya harus
senyaman saat Anda memegang garpu saat makan. Semakin nyaman sikat gigi
Anda, makin sering Anda akan menggunakannya dengan benar.”</span><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Memilih Bulu Sikat yang Salah</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Menurut para dokter gigi di WebMD, jenis bulu sikat tidak terlalu
penting dan tak ada pengaruh lebih. Tampaknya, yang lebih penting adalah
teknik membersihkannya ketimbang bentuk sikatnya. Para dokter gigi ADA
menyarankan agar memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku
karena bisa merusak/menyakiti gusi. Carilah bulu sikat yang cukup kaku
untuk mengangkat plak, tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kurang Sering atau Kurang Lama</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Menurut ahli kesehatan gigi di WebMD, frekwensi sikat gigi tiga kali
dalam sehari adalah yang terbaik. Ketika jarak waktu menyikat gigi
terlalu jauh, plak bakteri akan menumpuk, bisa membuat radang gusi dan
masalah lain pada mulut. Disarankan untuk menyikat gigi setidaknya 2
menit setiap kali, akan lebih baik lagi jika dilakukan selama 3 menit.
Angka waktu tersebut sebenarnya tidak terlalu penting, namun dipatok
agar kita bisa mempunyai waktu yang cukup untuk membersihkan permukaan
gigi.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Menyikat Gigi Terlalu Sering atau Terlalu Keras </b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Terlalu sering menyikat gigi, misal 4 kali dalam sehari, bisa membuat
akar gigi teriritasi dan menyakiti gusi. Menyikat terlalu keras juga
bisa merusak enamel (lapisan teratas gigi). Cara terbaik adalah menyikat
gigi secara perlahan dan lembut selama 2-3 menit.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tidak Menyikat dengan Cara yang Benar</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Buat sudut 45 derajat dari garis gusi dan buat gerakan pendek-pendek
saat menyikat. Gerakan menyikat panjang di sepanjang garis gusi bisa
menyebabkan abrasi pada gusi. Sikatlah perlahan ke arah atas dan bawah
dari gigi, jangan dengan gerakan menyamping pada gigi. Buat gerakan
sirkular vertikal, jangan horizontal. Lakukan pada bagian permukaan gigi
bagian depan, belakang, atas dan bawah serta pada lidah.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Selalu Memulai Pada tempat yang Sama</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Kebanyakan orang akan memulai pada titik yang sama setiap kali akan
mulai menyikat gigi. “Mulailah di tempat-tempat yang berbeda supaya Anda
tidak menjadi ‘malas’ untuk membersihkan titik yang lainnya. Jika Anda
memulai di titik yang sama, Anda cenderung semangat di titik tersebut,
kemudian malas membersihkan di titik yang terakhir,” jelas Price.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengabaikan Bagian Dalam Gigi</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Kebanyakan orang ternyata sering kali lupa membersihkan bagian dalam
gigi, bagian yang bersentuhan dengan lidah. Plak yang tersembunyi sama
pentingnya untuk dibersihkan seperti plak yang terlihat. Titik yang
paling sering dilupakan untuk dibersihkan adalah pada bagian dalam gigi
depan.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kurang Bersih Membilas</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Bakteri bisa tumbuh pada sikat gigi yang lupa dibersihkan. Jika ini
terjadi, bakteri tersebut bisa tumbuh dan kembali hinggap pada mulut
Anda di sesi penyikatan berikutnya. Bersihkan sikat gigi setelah Anda
menggunakannya dan pastikan tak ada yang menyangkut atau pasta gigi yang
tersisa.</span>
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Membiarkan Sikat Gigi dalam Keadaan Basah</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Sikat gigi yang basah dan lembab pun akan menjadi tempat favorit
bakteri. Tak hanya itu, sikat gigi yang lembab akan merusak bulu
sikatnya jika dibiarkan begitu saja. Akan lebih baik jika sikat gigi
disimpan tertutup dalam keadaan kering. Biarkan kering, baru tutup
dengan tutupnya.
<b> </b><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tidak Mengganti Sikat Gigi Cukup Sering</b><span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Rekomendasi ADA untuk mengganti sikat gigi setelah 3-4 bulan pemakaian
atau langsung ganti ketika bulu sikatnya terlihat mulai rusak.
Ketimbang Anda mematok waktu, perhatikan sikat gigi Anda. Saat ini sudah
ada sikat gigi yang bulunya diberikan penanda warna. Saat warna
memudar, maka sudah waktunya sikat tersebut diganti. Atau ketika Anda
menemukan sudah ada bulu sikat gigi yang rontok, atau fleksibilitasnya
mulai berkurang, segera ganti.</span></div>
<ol style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</ol>
<span style="font-size: 100%;">Referensi: http://www.beritaunik.net/tips-trik/10-kesalahan-cara-sikat-gigi-pada-anak-dan-remaja-indonesia.html </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-4228998861235910732012-12-01T08:15:00.001-08:002012-12-01T22:49:12.964-08:00Inilah Penyebab Pikun di Usia Muda<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtBjJdLM2hSXIpTiDiAD1_CivRPxG-CDkYwWNShOn4VPYKjdQGei7UhR_I4JDot5zwygsT3VkIcTTGg-Lq8eIGT52piChqsDZrr3tz_gC0825ZbnGtI37iCOVKRkcz84b5gGGU2rOYGrY/s1600/Penyebab+Pikun+Di+Usia+Muda.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtBjJdLM2hSXIpTiDiAD1_CivRPxG-CDkYwWNShOn4VPYKjdQGei7UhR_I4JDot5zwygsT3VkIcTTGg-Lq8eIGT52piChqsDZrr3tz_gC0825ZbnGtI37iCOVKRkcz84b5gGGU2rOYGrY/s400/Penyebab+Pikun+Di+Usia+Muda.jpg" width="400" /></a></div>
Pikun Muda - Selama ini kita menjadi mahfum manakala ibu, nenek atau ayah kita mulai sering lupa. — “Yah, maklumlah usia bertambah, memori atau daya ingat mereka pasti akan berkurang, itu kan salah satu ciri penuaan”—. Pendapat itu benar, namun gaya hidup ternyata punya andil dalam masalah kepikunan. Anda salah jika hanya beranggapan bahwa memori akan berkurang saat usia kian bertambah. Orang dalam usia muda pun dapat terserang kepikunan. Kata kuncinya adalah gaya hidup keliru.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah beberapa penyebab kepikunan pada usia muda:<br /><br /><b>Alkoholisme</b><br />Risiko berkurangnya kemampuan memori pada seseorang peminum berat alkohol lebih besar. Biasanya orang usia muda yg suka konsumsi alkohol akan mengalami gangguan pada memori jangka panjang, misalnya saat mengingat sebuah daftar belanja.<br /><br />Mengkonsumsi alkohol selain membahayakan otak juga akan mempengaruhi memori akibat kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan kerusakan saraf dan menyebabkan seseorang jadi pikun. Jika kamu masih muda dan merasa ada gangguan daya ingat atau sering lupa, periksa kadar vitamin B12 yang kamu miliki. Apabila memang dirasa kurang dapat mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B12 didalamnya. Oleh karenanya jauhi diri dari minum-minuman yang mengandung alkohol.<br /><br /><b>Stres berat dan depresi dibiarkan</b><br />Depresi berkepanjangan dan tidak dirawat akan menyebabkan seseorang menjadi pelupa karena kemampuan untuk berkonsentrasi dan menyimpan informasinya terganggu. Demikian pula halnya dengan stress bersifat traumatik atau hal menyebabkan kecemasan teramat sangat dapat mengganggu fungsi memori seseorang seperti putus cinta, gagal ujian nasional atau perlakuan berbeda dalam sebuah keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Percaya diri adalah penetral untuk melawan rasa tidak berdaya kerap timbul saat mengalami stress. selain itu olahraga juga terbukti manjur mengatasi stress karena dengan berolahraga membuat kita merasa enjoy sebab saat berolahraga tubuh akan mengeluarkan endorin (zat pereda rasa nyeri dan sakit).<br /><br />Bila ada teman atau keluarga mengalami depresi atau stres berat coba pahami mereka melalui pendekatan empatik. Jangan menghakimi atau memojokkan. Coba posisikan diri kita seperti mereka, dan dengarkan keluhan mereka. Namun sekiranya kita tidak mampu coba cari bantuan profesional.<br /><br /><b>Jarang mengasah kemampuan otak</b><br />Seiring berjalannya waktu, orang dalam usia muda yg jarang mengasah kemampuan otak akan mengalami kemunduran daya ingat dibandingkan dengan mereka yang tetap aktif. Jadi tingginya minat belajar akan membuat Anda melakukan kebiasaan mengingat secara terus-menerus seperti membaca, menghafal, bermain catur atau belajar suatu keterampilan baru. Aktifitas-aktifitas mental ini diyakini dapat mempertahankan kemampuan otak.<br /><br /><b>Kurangnya aktifitas fisik</b><br />Aktifitas fisik tidak selalu dengan olahraga yg berat-berat seperti fitness. Kegiatan fisik seperti naik tangga saat dirumah atau berjalan kaki saat ke warung secara tidak langsung menguntungkan bagi otak dan paru-paru. Fungsi paru yang baik merupakan salah satu karakteristik pada orang dengan daya ingat baik.<br /><br /><b>Obat-obatan terlarang</b><br />Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat kritis dan sangat membahayakan generasi muda. Dewasa ini banyak anak muda memilih cara salah dalam menyelesaikan masalah seperti mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Padahal dengan mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan otak dan memori. Semakin banyak obat yang diminum maka semakin besar pula resiko mengalami efek samping dari obat tersebut akan berdampak pada daya ingatnya. Selalu hindari obat-obatan terlarang (drugs) agar terhindar dari masalah kesehatan dan kepikunan.<br /><br /><b>Pola tidur salah</b><br />Tidur sangat diperlukan oleh memori, karena saat kita tidur, otak akan mengingat segala informasi yang dipelajari hari ini. Orang sulit tidur dengan lelap pada malam hari cenderung akan menjadi pikun dibandingkan dengan orang selalu tidur lelap. Tidur nyenyak di malam hari dibutuhkan untuk menggabungkan memori eksplisit dan implisit dalam otak, usahakan untuk tidur minimal enam jam perhari untuk menghindari kepikunan.<br /><br />Karena obat tidur dapat menimbulkan gangguan memori, jadi lebih baik hindari penggunaan obat tidur terutama dalam pemakaian jangka panjang. Agar tidur lelap pada malam hari, biasakan untuk tidur pada jam yg sama, lakukan sesuatu yg rileks saat hendak tidur misalnya membaca atau mandi dengan air hangat dan jangan sering begadang jika tidak ada keperluan.<br /><br />Demikianlah beberapa sebab-musabab masalah sering lupa pada usia muda yg terjadi karena gaya hidup keliru. Menjaga daya ingat agar tidak mudah pikun sama pentingnya dengan merawat kesehatan tubuh.<br /><br />Referensi: http://linxets.blogspot.com/2012/12/inilah-penyebab-pikun-di-usia-muda.html </div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-31351874300437739502012-12-01T07:54:00.000-08:002012-12-01T07:54:22.134-08:00Klasifikasi Karies<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
A. Klasifikasi Karies Menurut Dr. G.V. Black</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdBAi_3df0QJ4enSFHqf-_TbgamDcaELuMRSMl4f2i47A1Ol7DZSesuAAp6blp-WHOc2qqg_aTsoazVX8WaU3Z_dXkVefyWAA29ePQ0b8BK86age6NFO9JGoZGPvJSDR0XMwKxTytQgpP/s1600/klasifikasi+karies.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIdBAi_3df0QJ4enSFHqf-_TbgamDcaELuMRSMl4f2i47A1Ol7DZSesuAAp6blp-WHOc2qqg_aTsoazVX8WaU3Z_dXkVefyWAA29ePQ0b8BK86age6NFO9JGoZGPvJSDR0XMwKxTytQgpP/s400/klasifikasi+karies.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Menurut G.V. Black, karies diklasifikasikan menggunakan lokasi spesifik dari lesi karies yang sering terjadi pada gigi, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kelas I </div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada pit dan fissure semua gigi, baik anterior maupun posterior.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kelas II</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada permukaan aproksimal dari gigi posterior. Kavitas ini biasa terdapat pada permukaan halus dibawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Bentuk lesi pada kelas ini biasanya berbentuk elips.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Kelas III</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada permukaan aproksimal dari gigi anterior. Karies bisa terjadi pada permukaan mesial atau distal dari incisivus atau kaninus. Bentuk lesi pada kelas ini biasanya berbentuk bulat dan kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kelas IV</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelas ini merupakan lanjutan dari karies kelas III. Karies yang meluas ke incisal sehingga melemahkan sudut incisal edgenya dan dapat menyebabkan fraktur pada gigi.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Kelas V</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada permukaan servikal gigi. Lesi ini bisa terjadi pada permukaan fasial atau labial, namun lebih dominan terjadi pada permukaan fasial gigi. Kavitas pada kelas ini bisa mengenai sementum gigi.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Kelas VI</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada ujung-ujung cusp gigi posterior dan incisal edge.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
B. Klasifikasi Karies Menurut G.J. Mount</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut G.J. Mount, karies diklasifikasikan berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaaan gigi beserta ukuran kavitasnya, yang terdiri atas 3 site, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Site 1</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies pada pit dan fissure di permukaan oklusal gigi anterior maupun posterior.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Site 2 </div>
<div style="text-align: justify;">
Karies pada permukaan aproksimal gigi anterior maupun posterior.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Site 3</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies pada 1/3 mahkota dari akar (servikal) sejajar dengan gingiva.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembagian 5 ukuran dari kemajuan proses terbentuknya lesi, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Size 0</div>
<div style="text-align: justify;">
Lesi paling awal yang diidentifikasikan sebagai tahap awal dari demineralisasi berupa <i>white spot</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Size 1 </div>
<div style="text-align: justify;">
Kavitas permukaan minimal. Masih dapat disembuhkan dengan peningkatan remineralisasi struktur gigi. </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Size 2</div>
<div style="text-align: justify;">
Kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk berukuran sedang dan masih menyisakan struktur email yang didukung dengan baik oleh dentin dan cukup kuat untuk menyokong restorasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Size 3</div>
<div style="text-align: justify;">
Kavitas yang lebih luas dari size 2. Struktur gigi yang tersisa lemah dan cusp atau incisal edgenya telah rusak sehingga tidak dapat beroklusi dengan baik dan kurang mampu menyokong restorasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Size 4</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies meluas dan hampir semua struktur gigi hilang seperti kehilangan cusp lengkap atau incisal edge. Karies hampir atau sudah mengenai pulpa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
C. Klasifikasi Karies Berdasarkan Kedalamannya</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut ICDAS, karies terbagi atas 6, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. D1</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. D2 </div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. D3</div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. D4</div>
<div style="text-align: justify;">
Lesi email lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel Junction (DEJ).</div>
<div style="text-align: justify;">
5. D5</div>
<div style="text-align: justify;">
Lesi telah mencapai dentin.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. D6</div>
<div style="text-align: justify;">
Lesi telah mencapai pulpa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
D. Klasifikasi Karies Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang Mengalami Karies.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Karies sederhana</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang hanya terjadi pada satu permukaan saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Karies <i>Compound</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada dua permukaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Karies Kompleks</div>
<div style="text-align: justify;">
Karies yang terjadi pada tiga permukaan atau lebih.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-37171619315436235862012-12-01T07:34:00.003-08:002012-12-01T07:34:39.632-08:0010 Pekerjaan yang Membahayakan Paru-Paru<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Setiap pekerjaan memiliki risiko tersendiri, termasuk dalam hal
kesehatan paru-paru. Tapi berikut ada 10 pekerjaan yang bisa
membahayakan dan menimbulkan risiko bagi kesehatan paru-paru. Pekerjaan
tersebut adalah sebagai berikut:<br />
<span style="font-size: medium;">1.Pekerja Konstruksi </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-LJ2v0nRH1Q4/ULVUhFPW7qI/AAAAAAAAFdg/q9pwmI-wPOI/s1600/2012-11-28_070203.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://2.bp.blogspot.com/-LJ2v0nRH1Q4/ULVUhFPW7qI/AAAAAAAAFdg/q9pwmI-wPOI/s400/2012-11-28_070203.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Debu berasal dari konstruksi atau pembongkaran bangunan dapat
meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestos.
Oleh karena itu, pakaian pelindung termasuk respirator (masker khusus)
sangat diperlukan saat bekerja.<br />
<br />
<span style="font-size: medium;">2.Pekerja pabrik</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Ug09EwS05bs/ULVU0dj3mvI/AAAAAAAAFdo/ZHz8BIYPpLw/s1600/2012-11-28_070321.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="http://4.bp.blogspot.com/-Ug09EwS05bs/ULVU0dj3mvI/AAAAAAAAFdo/ZHz8BIYPpLw/s400/2012-11-28_070321.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Pekerja pabrik bisa terkena bahan kimia dan gas yang dapat meningkatkan
risiko kanker paru-paru. Bahan kimia tertentu seperti diacetyl yang
digunakan dalam microwave popcorn, pabrik anggur dan makanan bisa
menyebabkan penyakit seperti obliterans Bronchiolitis. Langkah-langkah
pencegahan sederhana seperti memakai masker saat menggunakan bahan kimia
berbahaya bisa mengurangi risiko.<br />
<br />
<span style="font-size: medium;">3.Pekerja Otomotif</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-cXjHAAnlOMA/ULVVDdvUapI/AAAAAAAAFdw/yW_I9YVng8M/s1600/2012-11-28_070425.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="http://4.bp.blogspot.com/-cXjHAAnlOMA/ULVVDdvUapI/AAAAAAAAFdw/yW_I9YVng8M/s400/2012-11-28_070425.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Pekerja otomotif khususnya mekanik sangat mungkin untuk mengembangkan
asma. Hal ini karena produk cat semprot seperti isosianat dan poliuretan
dapat menyebabkan alergi, iritasi kulit, sesak napas dan menyebabkan
masalah pernapasan yang parah. Pakaian pelindung seperti sarung tangan,
kacamata respirator, dan ventilasi yang baik dapat sangat membantu.<br />
<br />
<span style="font-size: small;">4.Pekerja Roti</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-C8pogcU5Yqc/ULVVR_1qIaI/AAAAAAAAFd4/oNpRWE-6s0A/s1600/2012-11-28_070523.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="http://2.bp.blogspot.com/-C8pogcU5Yqc/ULVVR_1qIaI/AAAAAAAAFd4/oNpRWE-6s0A/s400/2012-11-28_070523.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Pekerjaan ini bisa memicu asma karena risiko tertular debu tepung yang
sangat signifikan mengembangkan sensitisasi alergi. Hal umum lainnya
adalah reaksi asma dalam mengubah adonan, dan alergen lainnya yang
sering ditemukan pada tepung.<br />
<br />
<span style="font-size: medium;">5.Pelayan Bar</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-ezZ7-yC5KGI/ULVVlKdqJ5I/AAAAAAAAFeA/QsAYGKyHoUo/s1600/2012-11-28_070640.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="http://1.bp.blogspot.com/-ezZ7-yC5KGI/ULVVlKdqJ5I/AAAAAAAAFeA/QsAYGKyHoUo/s400/2012-11-28_070640.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">
Menyajikan minuman di tempat yang penuh asap rokok menempatkan bartender
berisiko tinggi terhadap penyakit paru-paru, terutama jika secara
teratur terpapar asap rokok selama bertahun-tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;">6.Pekerja di Bidang Kesehatan </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;"> </span><a href="http://3.bp.blogspot.com/-mqgYWpvLmZ4/ULVV0m0zAfI/AAAAAAAAFeI/TdHhgJkbrMQ/s1600/2012-11-28_070740.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="http://3.bp.blogspot.com/-mqgYWpvLmZ4/ULVV0m0zAfI/AAAAAAAAFeI/TdHhgJkbrMQ/s400/2012-11-28_070740.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">
Diperkirakan bahwa sekitar 8-12 persen dari tenaga kerja kesehatan
sangat sensitif terhadap bubuk yang ada pada sarung tangan lateks, yang
dapat menyebabkan reaksi yang parah atau memicu asma dan alergi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;">7.Penambang</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;"> </span><a href="http://1.bp.blogspot.com/-nlAJumzY06k/ULVWD00DobI/AAAAAAAAFeQ/NpyhUigpYUU/s1600/2012-11-28_070842.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="http://1.bp.blogspot.com/-nlAJumzY06k/ULVWD00DobI/AAAAAAAAFeQ/NpyhUigpYUU/s400/2012-11-28_070842.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">
Para penambang berisiko tinggi terhadap penyakit paru-paru akibat paparan debu dan silikosis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;">8.Petugas Pemadam Kebakaran</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;"> </span><a href="http://4.bp.blogspot.com/-TrTDJ_1J72M/ULVWRBhgFlI/AAAAAAAAFeY/kInJlRay3Eg/s1600/2012-11-28_070936.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="http://4.bp.blogspot.com/-TrTDJ_1J72M/ULVWRBhgFlI/AAAAAAAAFeY/kInJlRay3Eg/s400/2012-11-28_070936.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">
Petugas pemadam kebakaran berisiko menghirup asap dan berbagai bahan
kimia yang berasal dari gedung yang terbakar. Paparan bahan-bahan
beracun dan asbes adalah risiko lain bagi pemadam kebakaran setelah api
padam. Karena itu peralatan pelindung pernapasan harus selalu digunakan
oleh semua petugas pemadam kebakaran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;">9.Pekerja Tekstil</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-LIdDWxy7tx4/ULVWdyfqA7I/AAAAAAAAFeg/yFOHhwGu3bU/s1600/2012-11-28_071026.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://3.bp.blogspot.com/-LIdDWxy7tx4/ULVWdyfqA7I/AAAAAAAAFeg/yFOHhwGu3bU/s400/2012-11-28_071026.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">
Bisinosis atau juga dikenal sebagai penyakit paru-paru coklat adalah
kondisi umum di kalangan pekerja tekstil yang membuat pakaian, kursi,
dan handuk . Untuk mengurangi risiko tertular penyakit paru-paru,
pakailah masker dan menghindari tembakau.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: medium;">10.Buruh Transportasi </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: justify;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-q57KqBGoSGs/ULVXB4j6cRI/AAAAAAAAFew/-zLlEs32l08/s1600/2012-11-28_071249.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="http://3.bp.blogspot.com/-q57KqBGoSGs/ULVXB4j6cRI/AAAAAAAAFew/-zLlEs32l08/s400/2012-11-28_071249.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
<br />
Pengemudi truk dan orang-orang yang bertugas di bagian bongkar muat
berisiko terkena penyakit paru. Kondisi ini sering terkena akibat polusi
udara dari kendaraan bermotor, terutama knalpot diesel.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Referensi: http://berita-setiap-saat.blogspot.com/2012/11/10-pekerjaan-yang-berbahaya-buat-paru.html </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-80185883723487306212012-12-01T06:48:00.010-08:002012-12-01T22:43:24.700-08:00Akibat Kalau Malas Minum Air Putih <div class="post-body entry-content" id="post-body-8365104369419372707">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0XsO56G3vCB0DxHZHkbVkDsejRfpGj0JLLg4X3WgrD6d6rmBI3_v3vdNImfgL4cV4AE011cR1_M1S4mtNLB1No6GRtSUxiknm7t3b0l29psyfa_Fg_DhquRMN28hw2Q7yvjzgD3RITmxB/s1600/index.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0XsO56G3vCB0DxHZHkbVkDsejRfpGj0JLLg4X3WgrD6d6rmBI3_v3vdNImfgL4cV4AE011cR1_M1S4mtNLB1No6GRtSUxiknm7t3b0l29psyfa_Fg_DhquRMN28hw2Q7yvjzgD3RITmxB/s320/index.png" width="320" /></a></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tidak sedikit orang yang malas minum air putih terutama di ruangan atau
daerah dingin karena merasa tidak haus. Sebaiknya jangan turuti
perasaan malas minum air putih karena tubuh yang akan menanggung
akibatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2146010001080509682" name="more" style="font-family: inherit;"></a><br style="font-family: inherit;" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: inherit;">
Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya
bervariasi sesuai usia. Kandungan air pada bayi 80%, orang dewasa
sebesar 60% dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50%.</span><span style="font-family: inherit;"> Air juga merupakan zat gizi penting bagi kesehatan tubuh karena berperan
sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh serta
penyedia mineral dan elektrolit.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
Banyaknya air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada
ukuran tubuh orang tersebut dan apa yang dianggap sesuai untuk tubuhnya.</span><span style="font-family: inherit;"> Meski kebutuhan air tiap orang berbeda menurut Profesor Hiromi Shinya
MD, pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert Einstein
College of Medicine AS, usahakan tubuh untuk mendapatkan pasokan air 6-8
gelas per hari (1,5-2 liter) untuk orang dewasa.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" /></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Berikut akibat jika malas minum air putih seperti dilansir American College of Sports Medicine</div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
1. Ketika pasokan air minim tubuh akan mengalami kekurangan air atau
dehidrasi. Dehidrasi ini menyebabkan cairan di otak akan menurun, asupan
oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang. Akibatnya,
sel-sel otak menjadi tidak aktif dan berkembang, bahkan bisa menciut.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
2. Komposisi otak terdiri atas cairan, dan ketika otak tidak mendapatkan
asupan air yang cukup akan terjadi gangguan fungsi kognitif
(kepandaian) di otak. Otak tidak bisa menjalankan fungsi normalnya lagi,
terutama fungsi kognitif yaang akhirnya membuat seseorang menjadi
lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2146010001080509682" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="font-family: inherit;">
3. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang
ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas,
sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala
berat seperti halusinasi dan kematian.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
4. Rentan terkena infeksi kandung kemih karena bakteri tidak bisa keluar
akibat kurang minum. Gejala infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu
badan yang sedikit meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air
kecil, perasaan ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri
tekan di atas tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
5. Perempuan harus lebih banyak mengonsumsi air karena panjang saluran
kemihnya lebih pendek dibanding laki-laki. Banyak minum air akan
membantu bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi
kandung kemih.</span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;">6. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit juga tidak maksimal.</span><br />
<br style="font-family: inherit;" />
<span style="font-family: inherit;">
7. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air
penting untuk mencegah batu ginjal. Dengan cukup air maka komponen
pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama buang air kecil.</span><br />
<br />
Sumber: <a href="http://hajingfai.blogspot.com/2011/10/akibat-kalau-malas-minum-air-putih.html#ixzz2DoOPb82Q" style="color: #003399;">http://hajingfai.blogspot.com/2011/10/akibat-kalau-malas-minum-air-putih.html</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-57422450775020901312012-12-01T06:43:00.003-08:002012-12-01T22:26:52.503-08:005 Jenis Air yang Tidak Boleh di Minum <h3 class="post-title entry-title" style="font-family: inherit;">
</h3>
<div class="post-header" style="font-family: inherit;">
Dalam kondisi tertentu, 5 jenis air berikut ini bisa menjadi nitrit dan
zat lain yang beracun dan merusak, dapat menyebabkan kerusakan tertentu
terhadap tubuh manusia</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: medium;">1.Air Usang</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-xoy-IviMkFs/ULjGQ6Hir2I/AAAAAAAAHf0/qp6c9F1uiIc/s1600/4567c14ce4daee2c4d8494cc6fb40b30300X225.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="207" src="http://1.bp.blogspot.com/-xoy-IviMkFs/ULjGQ6Hir2I/AAAAAAAAHf0/qp6c9F1uiIc/s400/4567c14ce4daee2c4d8494cc6fb40b30300X225.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Atau yg dikenal [Air Mati], artinya air yg sudah tersimpan lama dan
tidak digunakan [diminum]. Jika sering mengonsumsi air demikian, dapat
menyebabkan metabolisme sel anak-anak yg belum dewasa melamban,
akibatnya mempengaruhi pertumbuhan tubuhnya, penuaan pada laki-laki
setengah umur akan bertambah cepat, rasio terjadinya penyakit kanker
lambung dan kanker kerongkongan di sejumlah besar daerah terus
meningkat, ini mungkin berhubungan dengan seringnya mengonsumsi air
usang. Zat beracun dalam air usang akan terus bertambah dan bertambah
seiring dengan masa penyimpanan air.<br />
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: medium;">2. Air Mendidih Lama</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-3KbIz6HJLWI/ULjG6DPM1YI/AAAAAAAAHf8/PS-AZ7eXW2w/s1600/merebus.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="281" src="http://2.bp.blogspot.com/-3KbIz6HJLWI/ULjG6DPM1YI/AAAAAAAAHf8/PS-AZ7eXW2w/s400/merebus.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Adalah air yg sudah mendidih sepanjang malam atau sudah lama di kompor.
Air demikian, karena dimasak terlalu lama, sehingga zat yg tidak
menghawa dalam air seperti kalsium, magnesium atau kandungan logam berat
lain dan nitrit sangat tinggi. Jika minum air seperti ini dalam jangka
panjang, dapat mengganggu fungsi lambung dan usus, terjadi diare
sementara, perut kembung, nitrit yang mengandung racun dapat
mengakibatkan organisme kekurangan oksigen, jika parah bisa pingsan dan
kejang, bahkan kematian.<br />
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: medium;">3.Air Panci Kukus</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-8uWxwb0kI3Y/ULjH83bLpTI/AAAAAAAAHgE/v8afwHWoB2E/s1600/DSC_0880.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="http://1.bp.blogspot.com/-8uWxwb0kI3Y/ULjH83bLpTI/AAAAAAAAHgE/v8afwHWoB2E/s400/DSC_0880.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Adalah air kukusan mantou atau air sisa kukus, air panci kukus yang
digunakan secara berulang-ulang, kepekatan nitritnya sangat tinggi. Jika
sering mengonsumsi air demikian, atau memasak bubur dengan air
demikian, dapat menyebabkan nitrit keracunan, kerak kerap meresap ke
tubuh mengikuti air, dapat menyebabkan perubahan patologis pada sistem
pencernaan, saraf, saluran kemih dan pembuatan darah, bahkan
mengakibatkan penuaan dini.<br />
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: medium;">4. Air Yang Tidak Dimasak</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-OHc8oAnnnY8/ULjIeluaZCI/AAAAAAAAHgM/OEB_3uPyiHQ/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="http://3.bp.blogspot.com/-OHc8oAnnnY8/ULjIeluaZCI/AAAAAAAAHgM/OEB_3uPyiHQ/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Air ledeng yang kita konsumsi, semuanya melalui proses klorin. Dalam air
yang diproses klorin dapat memisahkan 13 jenis zat merugikan, di
antaranya hidrokarbon halogen, klorofom yang berefek menyebabkan kanker
dan cacat. Saat suhu air mencapai 90 °C, kadar hidrokarbon halogen yang
semula 53 mg/kg-nya naik menjadi 177 mg, 2 kali lipat lebih tinggi dari
standar kesehatan air minum nasional yang ditetapkan. Ahli terkait
menuturkan, bahwa kemungkinan terjangkit penyakit kanker kandung kemih
dan kanker poros usus dengan mengonsumsi air yang belum dimasak
meningkat 21-38 %. Ketika suhu air mencapai 100 °C, kedua zat yang
merusak ini akan berkurang drastis seiring dengan penguapan, dan aman
dikonsumsi jika di-didihkan lagi selama 3 menit.<br />
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: medium;">5. Air Yang Dimasak Kembali</span></b><br />
<span id="goog_2035240447"></span><span id="goog_2035240448"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-pN8YOHs0kvw/ULjJkMPwtSI/AAAAAAAAHgU/uiCn2DGMxsg/s1600/boiling-water+cara+memasak+air+yang+baik+dan+benar.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="251" src="http://1.bp.blogspot.com/-pN8YOHs0kvw/ULjJkMPwtSI/AAAAAAAAHgU/uiCn2DGMxsg/s400/boiling-water+cara+memasak+air+yang+baik+dan+benar.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Ada yg terbiasa minum air yang dimasak kembali dari air yg tersisa dalam
termos, tujuannya adalah menghemat air, menghemat batu bara [gas] dan
waktu. Tapi “penghematan” ini tidak layak. Sebab air yang sudah dimasak
kemudian direbus lagi, membuat air menguap lagi, sehingga dengan
demikian nitritnya akan meningkat, dan jika sering mengonsumsi air
demikian akan terjadi penumpukan nitrit di dalam tubuh.<br />
<br />
Referensi: http://health.lintas.me/go/berita-setiap-saat.blogspot.com/5-jenis-air-yang-tidak-boleh-di-minum/ </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-34125378050537389932012-11-29T02:07:00.001-08:002012-12-01T22:30:44.371-08:00Memakan Kuning Telur Sama Bahayanya dengan Merokok<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYvTNMmmHn1CZYCMsz2c9YYG3-wb5ZikX9T7PWFqIPn4cBEA1BAqtC3h9ZeRKeBkQkoTE_NuOzy16G1NG1oi7wUDXX-KrFsg9hRat34IKRgRBylz39o43PkMXX2Yr0WVzInORcodagcU_D/s1600/kuning-telur.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYvTNMmmHn1CZYCMsz2c9YYG3-wb5ZikX9T7PWFqIPn4cBEA1BAqtC3h9ZeRKeBkQkoTE_NuOzy16G1NG1oi7wUDXX-KrFsg9hRat34IKRgRBylz39o43PkMXX2Yr0WVzInORcodagcU_D/s320/kuning-telur.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Nti-News.Com - Melahap kuning telur sama bahayanya dengan merokok karena bisa meningkatkan <i>atherosclerosis</i>. Inilah hasil penelitian yang dipimpin Dr. David Spence yang telah dipublikasikan baru-baru ini.<br />
<br />
Menurut hasil survei lebih dari 1200 pasien, Spence menemukan bahwa
mengomsumsi rutin kuning telur 2/3 kali sama buruknya dengan menghisap
rokok karena akan meningkatkan timbunan plak dalam pembulu darah, faktor
utama terjadinya serangan jantung dan stroke. Penelitian ini juga
dipublikasikan secara online di jurnal <i>Atherosclerosis. </i><br />
<i><br />Atherosclerosis, </i>atau disebut juga penyakit arteri koroner,
adalah kondisi di mana arteri tak bekerja secara sempurna mengalirkan
darah karena timbunan plak, yang disebabkan oleh kolestrol, yang
menempel di dinding dalam arteri. Kalau plak yang menempel dalam dinding
arteri ini rontok, maka si penderita kemungkinan besar akan mengalami
serangan jantung atau stroke.<br />
<br />
Studi tersebut mengamati data 1231 orang (laki-laki dan perempuan)
dengan rata-rata usia 61,5. Mereka adalah pasien-pasien yang datang
dengan keluhan penyumbatan pembuluh darah di London Health Science
Centre University Hospital. Dengan ultrasound, para peneliti dapat
mengetahui area total plak dalam darah pasien. Mereka juga bertanya
tentang kebiasaan para pasien dalam merokok (berapa bungkus sehari) dan
berapa kali mengomsumsi kuning telur per minggu.<br />
<br />
Para peneliti mendapati bahwa area plak meningkat secara linier
setelah usia 40 tahun, tetapi peningkatan tersebut akan semakin
berlipat-lipat (eksponensial) kalau kita punya kebiasaan merokok dan
mengonsumsi kuning telur. Dengan kata lain baik tembakau maupun kuning
telur mempercepat proses <i>atheroclerosis</i>. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa memakan tiga atau lebih
kuning telur per minggu menambah area plak secara signifikan dalam
pembuluh darah dibanding orang yang makan dua atau kurang kuning telur
per minggu.<br />
<br />
“Anggapan di masyarakat bahwa kuning telur bagus untuk diet kesehatan
memang membingungkan. Kita sudah lama mengetahui bahwa asupan kolestrol
tinggi akan meningkatkan risiko gangguan pada pembuluh darah dan kuning
telur memiliki kadar kolesterol yang tinggi,” kata Spence, Profesor
Neurologi di Western’s Schulich School of Medicine & Dentistry dan
Direktur di Pusat Penelitian Atherosclerosis dan Pencegahan Stroke di
Robarts Research Institute. Oleh karena itu dia menekankan agar konsumsi kuning telur harus
dihindari untuk orang-orang yang berisiko terkena penyakit
cardiovascular (penyempitan pembuluh darah).<br />
<br />
Referensi: http://forum.viva.co.id/kesehatan/478034-memakan-kuning-telur-sama-bahayanya-dengan-merokok.html </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-65702258951733820282012-11-29T02:05:00.003-08:002012-12-01T22:31:26.255-08:00Benarkah Tubuh Gemuk Banyak Penyakit ?<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNZs_oX-iUFtMRaFhPUdmj-fWfWjx4XSfvnsWYnJMHbtWeWAITiyrYRkrVD9CZvRxf2gWYEwEB8LA06E5LHtIsmPAC7lmdk3up897ZLXegrqkxbe56MzQCzvQamUjkQi3Onu_cyn-Ngi5S/s1600/Tubuh+Gemuk+Banyak+Penyakit.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNZs_oX-iUFtMRaFhPUdmj-fWfWjx4XSfvnsWYnJMHbtWeWAITiyrYRkrVD9CZvRxf2gWYEwEB8LA06E5LHtIsmPAC7lmdk3up897ZLXegrqkxbe56MzQCzvQamUjkQi3Onu_cyn-Ngi5S/s320/Tubuh+Gemuk+Banyak+Penyakit.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang yang mengalami obesitas berisiko
mengidap satu atau beberapa penyakit. Nah, ini dia lanjutannya yang
beberapa diantaranya paling sering mengancam jiwa.<br />
<br />
<b>Penyakit Kardiovaskular</b><br />
Kegemukan
telah lama menjadi penyebab utama risiko penyakit jantung, stroke dan
gangguan pada area kardiovaskular yaitu penyumbatan. <br />
<br />
Pemilik
tubuh subur juga berisiko lebih besar mengalami tekanan darah tinggi.
Kecenderungan angka diabetes yang meningkat akibat obesitas makin
mengakibatkan masalah besar pada rasio kesehatan masyarakat. <br />
<br />
"Penelitian
kami membuktikan bahwa 70 penderita diabetes umumnya meninggal akibat
penyakit kardiovaskular yang disebabkan kelebihan berat badan, bukan
dari penyakit utamanya diabetes," tambah Dr. Lyn Roberts, pimpinan Heart
Foundation, Australia. <br />
<br />
<b>Kesuburan</b><br />
Wanita bertubuh
gemuk ternyata juga mengalami kesulitan untuk hamil, ujar Profesor Rob
Norman, Fertility Specialist, University of Adelaide, Australia.<br />
<br />
"Wanita
yang memiliki bentuk tubuh apel, memiliki bobot ekstra di bagian tengah
tubuh. Biasanya mereka punya tingkat insulin dan testosteron yang lebih
tinggi. Jika ditambah obesitas maka bisa dipastikan akan makin
memengaruhi kesuburannya. Begitu pula jika mereka<i> over exercise</i>,
hormon juga menjadi tak stabil. Ini karena hormon testosteron bertambah
mengurangi kerja hormon estrogen. Ini dapat memicu sakit jantung dan
osteoporosis," urai Rob. <br />
<br />
Selain itu, kegemukan pada pria bisa menekan fungsi testis hingga berakibat pada level kesuburannya. Ayo, cek <i>body mass index</i> (BMI) Anda dan si dia untuk mengetahui bentuk dan berat tubuh ideal, agar bisa menjadi pasangan subur tanpa masalah.<br />
<br />
<b>Gangguan Sendi</b><br />
Setiap
ekstra lemak yang ditimbun di tubuh akan menambah tekanan pada
persendian Anda, tiga kali lipat ketimbang bobot tubuh. Selain itu Dr.
Julien de Jager, rheumatologist menambahkan fakta berikut ini.<br />
<br />
"Bukan
hanya persendian penahan tubuh seperti kaki, lutut, dan pinggang yang
terkena dampaknya, tapi juga persendian di tangan dan jari," Dampak
tubuh tambun juga akan memicu munculnya nyeri di tulang belakang atau
punggung. Selain itu, otot bekerja ekstra keras karena harus menahan
berat tambahan. Ayo, segera pangkas lemak dan turunkan bobot Anda! </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://unik-dong.blogspot.com/2012/08/benarkah-tubuh-gemuk-banyak-penyakit.html </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-17602968605801349712012-11-29T01:45:00.000-08:002012-12-01T22:33:10.100-08:00Perbanyak Jalan Kaki Agar Selalu Bugar<span class="meta_comments"></span>
<br />
<div class="post-body entry-content">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgquoOfo4W8VMWi-D_RsgUK5D82YVzwVn9urxNMZeJu0QEN0HRrEMeH93-irp6rVVY8NBlGKGZ3tvS94igkQNSrh04L7RH0iA01pOr2cT8dNVtFwQZGmnAyxdZ1brj185IiMm0o__ebfL78/s1600/Jalan+Kaki.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgquoOfo4W8VMWi-D_RsgUK5D82YVzwVn9urxNMZeJu0QEN0HRrEMeH93-irp6rVVY8NBlGKGZ3tvS94igkQNSrh04L7RH0iA01pOr2cT8dNVtFwQZGmnAyxdZ1brj185IiMm0o__ebfL78/s400/Jalan+Kaki.jpg" width="400" /></a></div>
Jangan biarkan rasa malas menghalangi Anda untuk berolahraga. Bila waktu yang sempit menjadi alasan, lakukan saja olahraga jalan kaki. Murah, mudah, dan bisa dilakukan kapan pun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Para pakar Kesehatan menyatakan, jika ingin tubuh selalu bugar dan sehat
kita dianjurkan berolahraga 30 menit setiap hari, lima kali dalam
seminggu. Tetapi mereka yang tinggal di perkotaan pada umumnya jarang
berolahraga karena alasan tidak ada waktu. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Aktivitas fisik adalah obat mujarab yang akan membuat Anda sehat dan
bahagia. Bahkan jika hal itu tak membuat berat badan berkurang,
aktivitas fisik akan menurunkan risiko diabetes, kanker, tekanan darah
tinggi, dan penyakit kronik lainnya," kata Thomas R.Frieden, direktur
pusat pengendalian penyakit Amerika Serikat (CDC) seperti dikutip <i>WebMD.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Menurut penelitian tahun 2010 yang dilakukan CDC, sekitar 62 %
orang dewasa di AS kini memilih berjalan kaki 10 menit setiap hari
sebagai bagian dari olahraga mereka. Jumlah itu melonjak dari tahun
2005 yang hanya 6 %. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Jalan kaki adalah olahraga semua umur, tidak memerlukan alat apa pun
selain alas kaki yang nyaman, serta bisa dilakukan di mana saja. Semakin
jauh kita melangkah, makin banyak kalori yang terbakar. Bila ingin
pembakaran lebih lagi, tingkatkan saja kecepatan langkah kaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Anda bisa memulainya dengan berjalan kaki di sekitar kompleks perumahan
setiap pagi atau dari tempat parkiran ke kantor Anda. Semakin terbiasa,
tingkatkan lagi jaraknya sehingga durasi berjalan Anda semakin lama. Meskipun tergolong aman, tetapi sebaiknya Anda mendengarkan isyarat
tubuh untuk beristirahat. Hentikan kegiatan jika Anda merasakan keluhan
sesak napas, pusing, mual, atau sakit pada tungkai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Referensi: http://health.lintas.me/go/unik-dong.blogspot.com/sshh-menyendiri-bagus-untuk meningkatkan-kreativitas/</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-65481579493299716832012-11-29T01:38:00.005-08:002012-12-01T22:32:37.433-08:00Sisi Negatif dari Susu Kedelai<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhis3RyJ8ji9ANtJFNCDf7YXfYF7nUM3v30ai-_rxTN9rV8Xk820Oxof-0R7GJxEYGyLnDbGCcx5dqR6qQEAhdy4UVJpXbf1kBHouiPAfPV2wpGyihAA_tp8k_QuhLjm7z0U28iiiJ1cSqu/s1600/Sisi+Negatif+Dari+Susu+Kedelai.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhis3RyJ8ji9ANtJFNCDf7YXfYF7nUM3v30ai-_rxTN9rV8Xk820Oxof-0R7GJxEYGyLnDbGCcx5dqR6qQEAhdy4UVJpXbf1kBHouiPAfPV2wpGyihAA_tp8k_QuhLjm7z0U28iiiJ1cSqu/s400/Sisi+Negatif+Dari+Susu+Kedelai.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>SUSU</b> <b>kedelai</b>
merupakan alternatif lain dari susu sapi. Biasanya orang-orang yang
sedang diet, vegetarian, dan orang dengan alergi protein susu
mengonsumsi susu kedelai. Namun ternyata, ada <b>sisi negatif dari susu kedelai</b> yang Anda konsumsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kedelai adalah bahan baku yang bisa dijadikan berbagai macam makanan.
Tahu, tempe, dan susu kedelai menjadi salah satu produk hasil dari
pengolahan kedelai. Susu kedelai memang tidak sepopuler susu sapi.
Tapi, punya manfaat yang hampir sama dengan susu sapi. Sayangnya, ada
efek samping yang dihasilkan oleh susu kedelai, yang berdampak buruk
bagi kesehatan reproduksi Anda, seperti dilansir <i>Ehow</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebuah penelitian di <i>Linus Pauling Institute</i> melaporkan bahwa
pada wanita, susu kedelai dapat menyebabkan kanker endometrium atau
lapisan rahim. Susu kedelai juga dapat menyebabkan kanker tiroid dan
kanker payudara. Beberapa pengobatan kanker, seperti kemoterapi dapat
menyebabkan infertilitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Laporan dari Pusat Penyembuhan Global bahwa <i>isoflavon </i>susu kedelai juga dapat mempengaruhi produksi sperma pria dan terjadi penurunan kuantitas sebanyak 40 persen.<i> Fitoestrogen</i>, senyawa yang ditemukan dalam susu kedelai
mengurangi testosteron pada pria. Selain masalah seperti osteoporosis
dan penyakit kardiovaskular, kadar testosteron rendah juga dapat
menyebabkan gairah seks menurun pada pria. Konsumsi susu kedelai dalam
porsi yang tidak berlebihan tentu tidak akan membawa Anda pada faktor
risiko efek samping dari susu kedelai ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://unik-dong.blogspot.com/2012/08/sisi-negatif-dari-susu-kedelai.html</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-1892759478943387042012-11-29T01:36:00.001-08:002012-12-01T22:33:46.753-08:00Menyendiri Bagus untuk Meningkatkan Kreativitas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieWfoqsY6vm5Nid9PeeKNIIE468MIvb66sQSUVgC1MUcwdL2sPHV-LXXicJMO2GMZMpggmJ7zOSZBt08Fwnmcq_F-qhGoSFvVLvIIeP6eOPqeAQYooN34iVNFIOSHoRx5uo9QlD1BAp6gv/s1600/menyendiri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieWfoqsY6vm5Nid9PeeKNIIE468MIvb66sQSUVgC1MUcwdL2sPHV-LXXicJMO2GMZMpggmJ7zOSZBt08Fwnmcq_F-qhGoSFvVLvIIeP6eOPqeAQYooN34iVNFIOSHoRx5uo9QlD1BAp6gv/s400/menyendiri.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Nti-News.Com - </b><b>Menyendiri</b>, menikmati waktu untuk diri sendiri punya banyak
manfaat positif. Karena dengan menikmati waktu sendirian, Anda bisa
lebih mengenal diri, bahkan <b>meningkatkan kreativitas</b> pada diri.<br />
<br />
Psikoterapis,
Phillip Hodson, dari Asosiasi Konseling dan Psikoterapi Inggris
menyarankan setiap orang perlu menghabiskan waktu sendirian. Penulis dan
filsuf Mark Vernon juga menyetujui saran Hodson. Katanya, "Kita
terbiasa merasa panik ketika sendirian, padahal kesendirian merupakan
bagian penting dari kehidupan".<br />
<br />
Vernon melanjutkan, jika Anda
tidak menyukai diri sendiri, Anda tidak akan membawa sesuatu yang
positif untuk orang lain. Berada dalam kesendirian membuat Anda
menikmati diri sendiri. Dengan begitu, Anda lebih terlihat menarik bagi
orang lain.<br />
<br />
Meluangkan waktu sendiri juga berdampak pada hubungan
berpasangan. Saat menjalin hubungan dengan seseorang maka biasanya
perhatian Anda sepenuhnya dicurahkan kepada pasangan. Melalui hubungan
tersebut maka sebenarnya Anda mencoba mencintai diri melalui pasanga,
jelas Vernon.<br />
<br />
<b>Meningkatkan kreativitas</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam buku <i>A Return To The Self</i>,
psikiater Inggris, Anthony Storr menjelaskan bahwa kesendirian dapat
meningkatkan kreativitas, spiritualitas, dan intelektualitas seseorang.<br />
<br />
"Dengan
menyendiri membantu Anda berfikir dan menemukan kesimpulan tentang
dunia ini, dan hal ini membuat Anda berpikir dewasa. Menyendiri juga
membuat kita keluar dari pola aktivitas sehari-hari, mengerjakan sesuatu
yang berbeda sehingga membuat kita hidup lebih seimbang," jelasnya.<br />
<br />
<b>Cara menyendiri</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Anda
bisa melakukan banyak hal ketika meluangkan waktu menyendiri. Meditasi,
menjadi cara ampuh untuk relaksasi, mengembalikan energi dan memberikan
kejelasan dalam hidup. Selain itu berjalan-jalan santai juga dapat
memberikan ketenangan saat menghadapi masalah dan membuat keputusan
besar.<br />
<br />
<b>Jangan takut, menyendiri itu baik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> </b>Sebagian orang
tidak ampu mentoleransi dirinya sendiri. Karenanya mereka cenderung
memilih menghindar dari apa yang mereka rasakan.<br />
<br />
"Adalah
manusiawi ketika kita merasa takut saat sendirian. Tetapi mengabaikan
perasaan kita dengan tetap bekerja dalam waktu yang lama, maka akan
membuat kita meledak saat kita tidak dapat menampung perasaan tersebut,"
jelas Vernon.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: http://health.lintas.me/go/unik-dong.blogspot.com/sshh-menyendiri-bagus-untuk-meningkatkan-kreativitas/ </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-46392061729481701482012-11-10T04:50:00.000-08:002012-11-29T01:24:46.381-08:00Minimal Intervension (DHE, OP, Aplikasi Fluor dan Fissure Sealant)<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimfrSugIRz0h0YSlIqWynADL0xuH9i_8zwMGtWFXIzHbB75Mne4Z0J-oJBCR7Ui6Hl1GdhY99iUCQCZhCTFea1F8aM9LX7PuVCBVVtrjceHpJLA7XbNk4PChe8nZbSDncWEc9lSwV5hSmq/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimfrSugIRz0h0YSlIqWynADL0xuH9i_8zwMGtWFXIzHbB75Mne4Z0J-oJBCR7Ui6Hl1GdhY99iUCQCZhCTFea1F8aM9LX7PuVCBVVtrjceHpJLA7XbNk4PChe8nZbSDncWEc9lSwV5hSmq/s320/images.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Minimal intervension atau disebut juga perawatan non invasif merupakan suatu bentuk perawatan seminimal dan sedini mungkin yang diberikan kepada pasien berupa teknik pencegahan terhadap keberlanjutan penyakit pasien beserta pengobatan dengan melibatkan pembuangan jaringan normal gigi seminimal mungkin.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Minimal intervension meliputi:</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
1. DHE (Dental Health Education)</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
DHE merupakan pendidikan kesehatan gigi yang diberikan kepada anak beserta orang tuanya. Pendidikan kesehatan yang dapat kita berikan kepada pasien seperti memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyikat gigi yang benar, kemudian kontrol diet berupa pengecekan jumlah asupan gula dari pasien sehingga kita dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi, serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh pasien untuk peningkatan <i>oral hygiene </i>(kebersihan rongga mulut).</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Beberapa anjuran yang dapat diberikan saat memberikan DHE:</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
a. Menyikat Gigi<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIHvpDZkQUcwYVMMWjx1yoqMFAIIgaHCJvhRfrqxZCFLTjFGMMtaLRU1KTol1qnsUT0aA539Vt-ax_-mMKkddCpWXNEZR8W14JGExBnnYgRMuSweciyM0hEaradDsJhpgJICCHlwZ4H5ZY/s1600/Mulailah-Menggosok-Gigi-Dengan-Cara-Yang-Benar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIHvpDZkQUcwYVMMWjx1yoqMFAIIgaHCJvhRfrqxZCFLTjFGMMtaLRU1KTol1qnsUT0aA539Vt-ax_-mMKkddCpWXNEZR8W14JGExBnnYgRMuSweciyM0hEaradDsJhpgJICCHlwZ4H5ZY/s1600/Mulailah-Menggosok-Gigi-Dengan-Cara-Yang-Benar.jpg" /></a></div>
</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
Menyikat gigi adalah kegiatan yang sering diabaikan oleh masyarakat. Padahal dalam meningkatkan kebersihan mulut, menyikat gigi merupakan pilihan utama yang paling baik dan mudah untuk dilakukan. Kebiasaan menyikat gigi juga harus diajarkan kepada anak sejak giginya sudah mulai erupsi mengingat anak-anak suka dengan makanan yang manis sehingga rentan terjadi karies. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi, yaitu:</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<li>Sikat gigi minimal 2 kali dalam sehari, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur.</li>
<li>Sikat gigi dilakukan 30 sampai 40 menit setelah makan karena segera setelah kita makan pH rongga mulut akan terus menurun sebagai dampak adanya asam yang dihasilkan bakteri akibat tersedianya sisa makanan dalam rongga mulut. Sebagaimana yang kita ketahui, asam dapat melarutkan struktur email sehingga hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah kerusakan gigi yang juga dapat diperparah dengan abrasi bila kita langsung menyikat gigi selesai makan. </li>
<li>Pilih sikat gigi yang lembut untuk mencegah abrasi pada gigi dan luka pada gusi.</li>
<li>Pilih pasta gigi yang berfluoride.</li>
<li>Gunakan antibakteri bila diperlukan. Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan antibakteri secara terus menerus dapat membunuh flora normal di mulut sehingga berpotensi meningkatnya jumlah jamur dalam mulut.</li>
<li>Gunakan sikat gigi untuk pribadi, jangan bertukar sikat gigi dengan orang lain. Kebiasaan ini biasanya dilakukan di dalam keluarga. Kebiasaan ini tidak baik, karena bakteri dapat tinggal dalam waktu yang cukup lama pada bulu sikat gigi, sehingga dengan cara ini bakteri dapat berpindah dari mulut ke mulut. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Cara menyikat gigi yang benar:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Letakkan pasta gigi pada sikat gigi. Untuk orang dewasa, dapat
menggunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, sedangkan untuk anak-anak
cukup sebesar biji jagung.</li>
<li>Menyikat gigi sebaiknya dimulai dari kanan atas ke kiri atas bagian luar, kemudian dari kiri atas ke kanan atas bagian dalam. Selanjutnya turun ke kanan bawah sampai ke kiri bawah bagian luar dan terakhir dari kiri bawah ke kanan bawah bagian dalam. </li>
<li>Gigi bagian depan disikat dengan gerakan atas bawah agar makanan yang terselip diantara gigi dapat dibersihkan.</li>
<li>Gigi bagian belakang/samping disikat dengan gerakan memutar.</li>
<li>Gigi bagian dalam disikat dengan gerakan seperti mencungkil.</li>
<li>Bagian mahkota gigi disikat dengan gerakan maju mundur.</li>
<li>Beri tekanan ringan pada sikat gigi.</li>
<li>Berkumur sampai bersih untuk menghilangkan busa sisa pasta gigi.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
b. Kontrol Diet</div>
<div style="text-align: justify;">
Kontrol diet yang dimaksud disini bukanlah diet yang dilakukan untuk menurunkan berat badan, melainkan pengaturan jumlah dan frekuensi asupan makanan serta minuman yang dilakukan 3-7 hari sehingga dapat kita ketahui kebiasaan makan dari pasien apakah itu baik atau buruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kontrol diet adalah</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Kita mengurangi frekuensi makan dari pasiennamun tidak mengurangi jumlahnya. jadi, dalam sehari pasien makan 3 makanan utama dan 2 atau 3 makanan tambahan. Makanan tambahan berupa makanan yang hanya mengandung sedikit sukrosa (gula).</li>
<li>Jangan ngemil diantara jam makan karena dapat mengganggu kerja saliva dalam menetralkan asam.</li>
<li>Anak-anak boleh dikasih permen hanya sekali seminggu atau diberikan permen yang tidak mengandung gula seperti xylitol.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Cara melakukan kontrol diet:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pada kunjungan pertama, kita berikan borang kepada pasien untuk diisi dirumah. Borang ini berupa tabel yang harus diisi pasien dengan jujur mengenai apa saja yang dikonsumsi oleh pasien setiap harinya dalam seminggu. Catat juga waktunya saat pasien makan. </li>
<li>Pada kunjungan berikutnya, pasien menyerahkan borang yang sudah diisi lalu kita hitung asupan makanan pasien (dalam hal ini jumlah sukrosa).</li>
<li>Kita berikan penjelasan mengenai kontrol diet yang benar kepada pasien.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
2. OP (Oral Prophylaxis)</div>
<div style="text-align: justify;">
Oral prophylaxis merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan rongga mulut, baik dilakukan di rumah maupun dilakukan di klinik oleh tenaga professional (dokter gigi). Tindakan ini termasuk kedalam DHE, namun berbeda dengan DHE yang lebih kepada pendidikannya, sedangkan OP langsung kepada tindakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
OP yang dapat dilakukan dirumah,seperti:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Menyikat gigi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pada anak-anak, diajarkan oleh orang tuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Melakukan flossing.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penggunaan benang gigi (dental
floss) ini cukup baik digunakan untuk menghilangkan sisa makanan yang
sulit dibersihkan dengan menggunakan sikat gigi.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara penggunaan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>Potong benang floss 5-10 cm, putar ujungnya pada jari tengah.</li>
<li>Lewatkan benang floss perlahan-lahan melalui titik kontak gigi (antara gigi) naik dan turun.</li>
<li> Jangan terlalu kuat menggesekkannya, karena dapat mengakibatkan luka pada gusi.</li>
<li>Setelah flossing, kumur dengan kuat.</li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Menggunakan tooth pick (tusuk gigi).</div>
<div style="text-align: justify;">
Penggunaan tooth pick kurang dianjurkan, karena dapat melukai gusi. </div>
<div style="text-align: justify;">
d. Antibakteri</div>
<div style="text-align: justify;">
Anti bakteri digunakan hanya bila diperlukan, seperti obat kumur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
OP yang dilakukan oleh dokter gigi, seperti:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Rotating Instrumen.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menggunakan alat seperti mikromotor brush, rubber cup atau pumice.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara penggunaan:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Aplikasikan disclossing gel untuk melihat plak. </li>
<li>Bersihkan permukaan gigi dengan brush kecepatan rendah.</li>
<li>Cuci dengan semprotan air.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
b. Scaler.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa dilakukan dengan manual ataupun dengan scaler dengan motor (getar).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Aplikasi Fluor</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaplikasian fluor terbagi 2, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Secara Sistemik</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaplikasian fluor dengan cara diminum sehingga fluor bekerja melalui aliran sistemik tubuh. Biasanya dilakukan dengan minum air atau makan makanan berfluoride. Pemberian asupan fluor melalui sistemik ini cukup beresiko terjadinya kelebihan fluor, karena sulit untuk mengatur keseimbangan asupan fluor saat kita makan sehari-hari. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Secara Topikal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aplikasi fluor dilakukan untuk mencegah terjadinya karies. Biasanya diberikan kepada pasien yang mengalami <i>white spot</i> pada gigi. Pengaplikasiannya dengan cara mengoles atau berkumur dengan larutan mengandung fluoride. Ada 2 jenis bahan yang digunakan dalam aplikasi fluor secara topikal ini, yaitu:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>NaF yang mengandung fluoride 2%, diberikan 4 kali berturut-turut selama setahun.</li>
<li>SnF2 yang mengandung fluoride 8%, diberikan 2 kali berturut-turut selama setahun.</li>
<li>APF gel.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Cara pengaplikasian fluor dengan menggunakan APF gel:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pasien diberikan OP terlebih dahulu.</li>
<li>APF gel diletakkan ke dalam tray sekali pakai.</li>
<li>Aplikasikan 1 menit di rahang atas dan satu menit di rahang bawah.</li>
<li>Sisa gel tidak dikumur tapi cukup diludahkan saja.</li>
<li>1 jam setelah aplikasi APF gel baru boleh makan atau minum.</li>
<li>Ulangi penggunaannya setiap 6 bulan.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
4. Penggunaan Pit dan Fissure Sealant</div>
<div style="text-align: justify;">
Pit dan fissure merupakan bentuk anatomis normal yang terdapat pada gigi. Hanya saja, pit dan fissure ini bisa sewaktu-waktu menjadi bertambah dalam akibat makanan ataupun akibat demineralisasi asam sehingga perlu ditutup dengan menggunakan sealant sehingga mencegah kerusakan lebih lanjut berupa karies.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Tipe Pit dan Fissure</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 2 tipe pit dan fissure, yaitu:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Tipe 1, berbentuk huruf V dan celahnya dangkal dan sedikit lebar.</li>
<li>Tipe 2, berbentuk huruf I dimana celahnya dalam dan sempit.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
b. Indikasi dan Kontra Indikasi Pit dan Fissure Sealant</div>
<div style="text-align: justify;">
<u> Indikasi Penggunaan Pit dan Fissure Sealant</u></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Pit dan fissure tipe 2.</li>
<li>Gigi erupsi < 4 tahun. Namun bila umur 7 tahun ada bercak kehitaman boleh diberikan fissure sealant.</li>
<li> Bila gigi molar 1 sudah ada karies, molar 1 yang lain cenderung terkena karies, sehingga perlu diberi sealant.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<u> Kontra Indikasi Penggunaan Pit dan Fissure Sealant</u></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pit dan fissure tipe 1.</li>
<li>Pasien dengan karies interproksimal dan belum mendapatkan tindakan pencegahan karies.</li>
<li>Gigi bebas karies > 4 tahun.</li>
<li>Pasien yang rentan karies.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
c. Jenis dan Material yang digunakan dalam Pit dan Fissure Sealant</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Sistem etsa dan polomerisasi. Menggunakan flowable resin komposit yang lebih encer.</li>
<li>Sistem non etsa. Menggunakan GIC tipe 7.</li>
</ul>
d. Cara Aplikasi Pit dan fissure sealant<br />
(a) Sistem Etsa<br />
<ul>
<li>Gigi diberikan OP terlebih dahulu.</li>
<li>Isolasi gigi dan keringkan permukaan gigi.</li>
<li> Etsa fissure selama 15 sampai 30 detik.</li>
<li>Cuci dengan air dan keringkan dengan semprotan udara ringan.</li>
<li>Akan muncul bercak putih setelah dilakukan etsa karena terbentuk tag pada gigi untuk retensi.</li>
<li>Aplikasi bonding lalu curing selama 20 sampai 40 detik.</li>
<li>Aplikasi flowable resin komposit lalu curing selama 20 sampai 40 detik.</li>
<li>Cek oklusi dengan articulating paper.</li>
</ul>
(b) Sistem Non Etsa<br />
<ul>
<li>Cuci pit dan fissure sealant.</li>
<li>Keringkan permukaannya.</li>
<li>Aplikasikan cairan kondisioner.</li>
<li>Cuci lagi dan dikeringkan.</li>
<li>Aplikasikan material GIC.</li>
<li>Jangan terkena air selama 1 jam.</li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Referensi: Kuliah drg. Dharli Syafriza, Sp.KGA - FKG Unsyiah</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> Silahkan dijadikan
bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon
komentarnya yang membangun. Trims ^^</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-85083218963197593002012-10-21T06:04:00.001-07:002012-12-01T07:56:35.891-08:00Mekanisme Rasa Nyeri<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style> <![endif]--> </div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3Y2qUHZo8kn87aAKsDpXquADQPhu_CWEeAZJBpPnyPM_CNr-5gKLEeK4ECEiZ6J8S6oZChGFvH3_YtiRmu6i7e9YR25YwtcMaCh7-pGgYIBjLgQ4QvcmOkuJFC1VVpV4N414WLffvKGiI/s1600/cenat-cenut-sakit-gigi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Nyeri" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3Y2qUHZo8kn87aAKsDpXquADQPhu_CWEeAZJBpPnyPM_CNr-5gKLEeK4ECEiZ6J8S6oZChGFvH3_YtiRmu6i7e9YR25YwtcMaCh7-pGgYIBjLgQ4QvcmOkuJFC1VVpV4N414WLffvKGiI/s320/cenat-cenut-sakit-gigi.jpg" title="Nyeri" width="320" /></a></span></div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;">Nyeri merupakan suatu sensasi yang ditimbulkan oleh adanya rangsangan yang diterima melalui struktur gigi yaitu email yang kemudian diteruskan ke dentin hingga sampai ke pulpa. Rangsangan yang diterima akan diubah menjadi impuls dan dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Rangsangan tersebut dapat berupa rangsang kimia, listrik, mekanik, maupun thermal. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<div>
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<span style="font-size: small;">Reseptor nyeri tersebut merupakan reseptor yang berasal dari saraf maksilaris dan mandibularis yang merupakan cabang saraf trigeminal. Saraf yang menghantarkan impuls nyeri pada rahang mandibula adalah saraf alveolaris inferior melalui cabang saraf mentalis yang menghantarkan impuls nyeri pada seluruh gigi rahang mandibula. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-size: small;">Pada rahang maksila, yaitu:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-family: inherit; margin-left: 39pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;">a</span><span style="font-size: small;">. Saraf alveolaris superior, menghantarkan impuls nyeri pada gigi anterior.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: inherit; margin-left: 39pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;">b.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: small;">Saraf alveolaris media, menghantarkan impuls nyeri pada gigi posterior.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;">Ada 3 teori yang dikemukakan dalam mekanisme nyeri, yaitu</span><span style="font-size: small;">:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> 1. Teori Persarafan Langsung</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Dalam teori ini, rasa nyeri yang timbul pada gigi akibat stimulus langsung disalurkan ke system saraf pusat, yaitu kornu medulla spinalis anterior oleh saraf sensoris.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: inherit; line-height: 115%; margin-bottom: 10pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> 2. Teori Persarafan Odontoblas</span><br />
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span lang="EN-US" style="font-size: small;">Stimulus masuk kedalam porus email
lalu diteruskan ke dentin ditangkap oleh serat tomes kemudian rangsangan
tersebut diteruskan ke sel saraf pada odontoblas dan langsung menuju pulpa.
Jaringan saraf pada pulpa dapat menerima rasa nyeri spesifik seperti termal,
kimia dan listrik. Ada dua jenis saraf sensoris didalam pulpa yaitu saraf
bermielin tipe A delta yang paling dominan dan tipe C yang tidak
bermielin dengan jumlah minimal. Kemudian stimulus dihantarkan melalui saraf
sensorik dan langsung disalurkan ke sistem saraf pusat, yaitu kornu medulla
spinalis anterior. Kemudian sistem saraf pusat tersebut memerintahkan neuron
motorik untuk memunculkan gerak refleks dan reaksi nyeri pada gigi.</span></div>
</div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <span style="font-size: large;"> <span style="font-size: small;"> 3. Teori Hidrodinamik</span></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<div style="font-family: inherit;">
<span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Stimulus masuk kedalam porus email lalu diteruskan ke dentin sehingga cairan tubulus dentin bergerak dan rangsangan diteruskan ke sel saraf pada odontoblas. Proses selanjutnya sama seperti teori persarafan odontoblas.</span></div>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-size: small;">Referensi: </span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Silahkan dijadikan bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon komentarnya yang membangun. Trims ^^</span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-47428264888026528802012-10-20T04:23:00.007-07:002012-10-20T16:15:43.478-07:00Histopatologi Karies Dentin<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG4YG2UqX4_rvynSK_5vMmHrtbDSz7u866iRHgUt1kXFBnNuYrLV7IThnWZ4TrOyjvwsenaZ_jAQBdqpiC61ojYmA5ZIyvhNdtyH9IE7TiQ-ugUzmopu7td53wsq10Bj7FOtfoiNEioGGr/s1600/books_004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG4YG2UqX4_rvynSK_5vMmHrtbDSz7u866iRHgUt1kXFBnNuYrLV7IThnWZ4TrOyjvwsenaZ_jAQBdqpiC61ojYmA5ZIyvhNdtyH9IE7TiQ-ugUzmopu7td53wsq10Bj7FOtfoiNEioGGr/s320/books_004.jpg" width="320" /></a></div>
Sama halnya dengan email, dentin juga dapat mengalami karies. Hal ini disebabkan karena dentin juga memiliki struktur anorganik berupa kristal hidroksi apatit meski tidak sebanyak pada email. Dentin tersusun atas tubulus-tubulus yang dibangun oleh struktur organik berupa serat kolagen. Akibat struktur yang dimilikinya ini, membuatnya jauh lebih rentan terhadap kerusakan karena hanya dengan asam lemah saja sudah mampu melarutkan (demineralisasi) strukturnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 3 macam perubahan yang terjadi selama karies dentin, yaitu:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Asam organik lemah yang mendemineralisasi dentin.</li>
<li>Material organik dentin, khususnya kolagen, berdegenerasi dan larut.</li>
<li>Hilangnya struktural dentin diikuti dengan invasi bakteri.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan Karies Dentin<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaN6OjgF2f38BC_s05jY9jI_CYmpwX2pZpeWVjIIKjn7CqnbhyphenhyphenlC1BJvFKvO1qsNofhBKsLqpgkYbaaSTGjHD3yz_eWGX8RICNU9UJ_7O6qnkHiYWRM1u9VBN8Z5sseXiCVoGWDDMtm8U4/s1600/books.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaN6OjgF2f38BC_s05jY9jI_CYmpwX2pZpeWVjIIKjn7CqnbhyphenhyphenlC1BJvFKvO1qsNofhBKsLqpgkYbaaSTGjHD3yz_eWGX8RICNU9UJ_7O6qnkHiYWRM1u9VBN8Z5sseXiCVoGWDDMtm8U4/s400/books.jpg" width="377" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
Keterangan Gambar: 1. Dentin Reaktif<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
2. Zona Sklerotik</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
3. Zona Demineralisasi</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
4. Zona Invasi dan Destruksi</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
5. Zona Periferal</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ada 5 zona yang terbentuk selama terjadinya karies dentin, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Zona Dentin Reaktif<br />
Zona dentin reaktif merupakan suatu zona yang terbentuk diantara dentin dan pulpa, berfungsi sebagai suatu reaksi pertahanan terhadap rangsangan yang terjadi di daerah perifer. Pada zona ini, sudah mulai terbentuk sistem pertahanan nonspesifik dari
pulpa yang teraktivasi untuk menghambat kerusakan sehingga tidak
berlanjut ke pulpa.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
2. Zona Sklerotik</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Zona sklerosis merupakan suatu pelindung yang terbentuk apabila rangsangan sudah mencapai dentin untuk melindungi pulpa. Pada zona ini terjadi suatu proses peletakan mineral ke dalam lumen tubulus dentin dan biasa dianggap sebagai mekanisme normal dari pembentukan dentin peritubuler. Peletakan mineral ini membuat berkurangnya daya permeabilitas jaringan, sehingga dapat mencegah penetrasi asam dan toksin-toksin bakteri. </div>
<div style="text-align: justify;">
Zona ini disebut juga zona translusen. Namun maksud translusen disini adalah terjadinya peningkatan kandungan mineral pada tubulus dentin, tidak sama seperti yang terjadi pada email dimana zona translusen disebabkan oleh adanya penurunan kadar mineral dalam email. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Zona Demineralisasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai dengan namanya, pada zona ini terjadi demineralisasi sehingga mineral yang ada pada dentin semakin berkurang. Namun, pada zona ini belum dimasuki oleh bakteri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Zona Invasi Bakteri</div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah semakin banyak mineral pada dentin yang hilang, sehingga materi organiknya pun sudah terlarut. Bakteri sudah masuk ke dalam tubuli dentin.<br />
<br />
5. Zona Destruksi<br />
Zona destruksi atau zona nekrosis merupakan suatu zona dimana dentin sudah dihancurkan oleh bakteri. Materi organik sudah semakin banyak yang hilang dan mulai terlihat adanya kavitas pada dentin.<br />
<br />
Berdasarkan buku Art and Science of Operative Dentistry, histopatologi karies dentin terbagi dalam 5 zona berbeda, yaitu:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg3QeXbs4d6XeJ6NkPBOtcGjmmm-fNnyUx2tdSVN12cCuu_2ohG8d4Wr7mmTFT5EIS-lC4ChkGUUfiyBeQPbaTxTP8BLHXay64gkSREZDxUhBLQOgIlRtQyLmSWvvrnk_NmJFqDDZNrI29/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg3QeXbs4d6XeJ6NkPBOtcGjmmm-fNnyUx2tdSVN12cCuu_2ohG8d4Wr7mmTFT5EIS-lC4ChkGUUfiyBeQPbaTxTP8BLHXay64gkSREZDxUhBLQOgIlRtQyLmSWvvrnk_NmJFqDDZNrI29/s320/Picture1.png" width="320" /></a></div>
Keterangan Gambar: A. Dentin Normal<br />
B. Dentin mengalami karies <br />
a. Tubulus luas yang mengandung serat kolagen<br />
<i> </i> b. Tubulus kecil, banyak mengandung mineral <br />
1. Dentin Normal<br />
2. Affected dentin (dentin yang terpengaruhi)<br />
3. Infected dentin (dentin yang terinfeksi)<br />
<br />
1. Zona Normal Dentin<br />
Zona ini merupakan area terdalam dan memiliki tubulus dengan processus odontoblas dan tidak terdapat kristal di dalam lumennya. Tidak ada bakteri di dalam tubulus. Stimulasi pada dentin menghasilkan sakit yang tajam.<br />
<br />
2. Zona Subtransparent Dentin<br />
Zona ini merupakan zona demineralisasi yang terjadi pada intertubulus dentin. Zona ini juga merupakan zona awal terbentuknya kristal yang sangat halus di dalam lumen tubulus dentin. Proses kerusakan processus odontoblas jelas. Masih belum ditemukan adanya bakteri.<br />
<br />
<br />
3. Zona Transparent Dentin<br />
Pada zona ini, dentin menjadi lebih lunak dari dentin normal. Hal ini menunjukkan bahwa hilangnya mineral yang terdapat di dalam intertubulus dentin. Pada zona ini juga tidak terdapat bakteri. Ikatan kolagen tetap utuh sehingga mampu meremineralisasi intertubular dentin yang mulai rusak sehingga memungkinkan terjadinya self repair untuk melindungi pulpa.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOFQf7vYx6VRgRgNUi14FAgtA6dX_RFNd0olIYmfLm_WjjmTz_u-PrwI7_vaDezS5FOMQYPzIvOwchG_Ubdw0ArNta9wLa1PRDB8jsFdw3PgSy8tPu9noeQprw7Jlzzovrxy8z5a0u4X2a/s1600/jbj.png" imageanchor="1"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOFQf7vYx6VRgRgNUi14FAgtA6dX_RFNd0olIYmfLm_WjjmTz_u-PrwI7_vaDezS5FOMQYPzIvOwchG_Ubdw0ArNta9wLa1PRDB8jsFdw3PgSy8tPu9noeQprw7Jlzzovrxy8z5a0u4X2a/s1600/jbj.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
4. Zona Turbid Dentin<br />
Pada zona ini telah terjadi invasi bakteri yang ditandai oleh pelebaran tubulus dentin yang diisi oleh bakteri. Serat kolagen yang menyusun struktur tubulus dentin mulai terdenaturasi sehingga tidak terjadi self repair pada fase ini. Zona ini harus dibuang selama melakukan restorasi.<br />
<br />
5. Zona Infected Dentin (Outer Carious Dentin) <br />
Zona ini merupakan lapisan terluar. Terdiri dari permukaan dentin yang penuh bakteri. Tidak adanya mineral dan kolagen yang menyusun dentin. Pembuangan area ini sangat dianjurkan untuk kesuksesan restorasi.<br />
<br />
<br />
<b>Referensi</b>: <i> </i><br />
<ul>
<li><i>Kuliah Pakar drh, Santi Chismirina - FKG Unsyiah</i></li>
<li><i>Kidd, Edwina. 1991. Dasar Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC</i></li>
<li><i>Fejerskov. 2008. Dental Caries the disease and its clinical management. UK: Blackwell Munksgaard.</i></li>
<li><i>Heyman. 1995. Art and Science of Operative Dentistry. USA: Mosby. </i></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Silahkan dijadikan
bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon
komentarnya yang membangun. Trims ^^</span><i> </i><i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-49199974752185715692012-10-19T21:39:00.000-07:002012-12-01T07:55:07.993-08:00Histopatologi Karies Email<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xMWXEEQvSJh5NhXU4inV-KRmut58N5dwen1MIXjVLEYMoeZ4sp5DXmaULXzvoQw_lX2BRBnL2NpbHkpVFkwYrwJzMbH1BqK08jtOv4zqgpIS-W7WmkgeabPQkI2UhxBp2hA29NGuWst2/s1600/cats.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Karies" border="0" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xMWXEEQvSJh5NhXU4inV-KRmut58N5dwen1MIXjVLEYMoeZ4sp5DXmaULXzvoQw_lX2BRBnL2NpbHkpVFkwYrwJzMbH1BqK08jtOv4zqgpIS-W7WmkgeabPQkI2UhxBp2hA29NGuWst2/s400/cats.jpg" title="Karies" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><span style="font-family: inherit;">Istilah</span></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;">Patologi: Ilmu yang mempelajari tentang terjadinya suatu penyakit.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Histopatologi: Ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan sehat yang mengalami perubahan akibat adanya suatu penyakit.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Odontoblast: Sel yang banyak terdapat didalam pulpa, khususnya pada daerah tepinya (perifer). Sel ini memiliki penjuluran (processus) yang masuk ke dentin. Sel ini berfungsi sebagai pembentuk lapisan dentin pada gigi (dentinogenesis).</span><span style="font-family: inherit;"> </span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Ameloblast: Sel yang diturunkan dari lapisan ektodermal yang berperan dalam pembentukan email (amelogenesis).</span><span style="font-family: inherit;"> </span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bakteri kariogenik: Bakteri yang mampu menghasilkan asam selama aktivitas metabolismenya.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"> Histopatologi karies merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu jaringan keras gigi berupa email dan dentin yang mengalami kerusakan akibat adanya demineralisasi. Demineralisasi itu sendiri merupakan suatu pelarutan mineral yang terjadi pada lapisan email sebagai dampak dari terpaparnya asam yang berasal dari aktivitas metabolisme bakteri kariogenik yang menempel pada gigi. Namun, keberadaan demineralisasi ini belum menjadi indikator terjadinya karies. Gigi dikatakan telah terjadi karies bila demineralisasi (kerusakan struktur anorganik) sudah disertai dengan kerusakan struktur organiknya sehingga mengakibatkan terbentuknya kavitas.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"> Struktur anorganik gigi terdiri atas 95-98% zat anorganik yang berupa hidroksi apatit (Ca10(PO4)5(OH)2), natrium, magnesium dan fluor serta mengandung 1% zat organik yang berupa protein dan keratin. Struktur anorganik inilah yang membuat gigi menjadi organ yang jauh lebih keras dari tulang. Hanya saja, mineral yang terkandung dalam kristal hidroksi apatit ini rentan terhadap asam sehingga apabila ia terpapar oleh asam akan membuat struktur ikatannya tidak stabil dan terjadilah demineralisasi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"></span>
Perjalanan Histopatologi Karies Email<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEzpZAhsE7ye2BiHOrY0dyIbr4g1vXC_U3MbF7LajCqr_9435f26_mgcHKFJuNqy4QJjhiuHPadK9RjfWwPI9K0uSPnd0LztpWEQRZn8uppV7tiRxplJVHAtlwrTtwUGvfy1eSDgFSBgqu/s1600/books.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Histopatologi karies email" border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEzpZAhsE7ye2BiHOrY0dyIbr4g1vXC_U3MbF7LajCqr_9435f26_mgcHKFJuNqy4QJjhiuHPadK9RjfWwPI9K0uSPnd0LztpWEQRZn8uppV7tiRxplJVHAtlwrTtwUGvfy1eSDgFSBgqu/s320/books.png" title="Histopatologi karies email" width="320" /></a></div>
<br />
Ada 4 fase dalam histopatologi karies email, yaitu:<br />
1. Zona Translusen<br />
Ciri-ciri:<br />
<ul>
<li>Zona translusen merupakan fase awal terjadinya karies pada karies email.</li>
<li>Pada zona ini telah terjadi demineralisasi pada struktur email, khususnya prisma email, yang mengakibatkan hidroksi apatit dalam prisma email mulai hilang. </li>
<li>Belum terdeteksi adanya karies.</li>
<li>Lebih porus dari email normal. Volume porus pada zona ini 1% sedangkan email normal 0,1%.</li>
</ul>
<br />
2. Zona Gelap<br />
Ciri-ciri:<br />
<ul>
<li>Pada zona gelap demineralisasi terus terjadi. Meskipun demikian, pada zona ini terjadi remineralisasi untuk mengisi bagian prisma email yang sudah kehilangan kristal hidroksi apatitnya sehingga akan mengimbangi demineralisasi yang terjadi.</li>
<li>Lebih porus dari zona translusen, berkisar 2-4%. Ukuran pori bervariasi, sebagai dampak demineralisasi (pori besar) dan remineralisasi (pori kecil).</li>
<li>Pada pori kecil ini terperangkapnya udara, sehingga tampak lebih gelap.</li>
</ul>
3. Zona Badan Lesi</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMfxX5s0ZiDVg5L-gx1qJkiHinmj186xkF6T9Va8HlZpX_06q3pM-XOtj8oPpD0gXM5ue9kOz5bTs-TLaQAfOETblV8oec2IyQD6Hx6Ds3G9d_sWKTiS1I-SDuo7JoMM299hzvtOFbqZic/s1600/books_005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Badan Lesi" border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMfxX5s0ZiDVg5L-gx1qJkiHinmj186xkF6T9Va8HlZpX_06q3pM-XOtj8oPpD0gXM5ue9kOz5bTs-TLaQAfOETblV8oec2IyQD6Hx6Ds3G9d_sWKTiS1I-SDuo7JoMM299hzvtOFbqZic/s320/books_005.jpg" title="Badan Lesi" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"> Ciri-ciri: </span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;">Zona ini terletak diatas zona gelap.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Porus yang terbentuk semakin besar, berkisar 5% di permukaan tepi dan 25% di bagian tengah. </span></li>
<li>Demineralisasi > Remineralisasi.</li>
<li>Mulai ada invasi bakteri. </li>
<li>Garis retzius terlihat jelas.</li>
</ul>
<br />
4. Zona Permukaan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDWlFgqEC-0UqHDyUPRpDkwfnLhMkSM1oJ6WztxQNE36UcAL3EzafvVSlVRw2Niy2V_ZmnOTnURsZc9FovScIWd3B66M1lnWX2iYDLRSHN0g8lquSpfCCda4k5C4U0k_OzfLSofKNVF4sk/s1600/books_003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Zona Permukaan" border="0" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDWlFgqEC-0UqHDyUPRpDkwfnLhMkSM1oJ6WztxQNE36UcAL3EzafvVSlVRw2Niy2V_ZmnOTnURsZc9FovScIWd3B66M1lnWX2iYDLRSHN0g8lquSpfCCda4k5C4U0k_OzfLSofKNVF4sk/s320/books_003.jpg" title="Zona Permukaan" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri-ciri:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li>Terbentuknya white spot (bercak putih) pada permukaan email.</li>
<li>Dinding permukaan seolah utuh, padahal sebenarnya di bagian dalam sudah terbentuk rongga kosong. Hal ini disebabkan oleh tingkat remineralisasi pada permukaannya sangat tinggi karena terpapar langsung oleh saliva sehingga gigi tampak masih utuh.</li>
<li>Meskipun dinding permukaan tampak utuh, namun sebenarnya dinding ini merupakan struktur organik dari gigi yang mengalami remineralisasi sehingga sewaktu-waktu dapat hancur dan terbentuklah karies.</li>
</ul>
Histopatologi karies dentin akan dibahas pada posting berikutnya, ^^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b> Referensi:</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><i> Kuliah Pakar drh. Santi Chismirina - FKG Unsyiah</i></li>
<li><i> Kidd, Edwina. 1991. Dasar Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC</i></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Silahkan dijadikan
bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon
komentarnya yang membangun. Trims ^^</span><i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2146010001080509682.post-85997939404651459842012-10-18T06:07:00.002-07:002012-11-09T22:01:47.583-08:00Pemeriksaan Saliva dan Plak untuk Menentukan Faktor Risiko Karies<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="font-family: inherit; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh27DNmx1-Q3K6VnbzextqvL-VnxlRDT4dAPn3zBvuuh3EJVWZcyRIw0T5XdR4pEzMkpiJZhwd5dNPedu9WTE7HZ-dHzaYRzmjZbVf0yTQ5vlGXUDCKQPuz2SaGvyHg-tJ5gydvzEqXVgJs/s1600/303462_189505164498487_188889974560006_305636_1544828649_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Saliva" border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh27DNmx1-Q3K6VnbzextqvL-VnxlRDT4dAPn3zBvuuh3EJVWZcyRIw0T5XdR4pEzMkpiJZhwd5dNPedu9WTE7HZ-dHzaYRzmjZbVf0yTQ5vlGXUDCKQPuz2SaGvyHg-tJ5gydvzEqXVgJs/s320/303462_189505164498487_188889974560006_305636_1544828649_n.jpg" title="Saliva" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</span> <span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Syarat sebelum melakukan pemeriksaan saliva.</span></div>
<ul style="font-family: inherit;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Tidak diperbolehkan untuk makan, minum, sikat gigi, dan merokok, selama 1 jam sebelum pemeriksaan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Mengingat sekresi saliva yang terus berubah setiap jamnya, waktu pemeriksaan saliva yang ideal menurut penelitian adalah pada pukul 09.00-11.00. Pada sore hari produksi saliva sangat banyak, sedangkan pada waktu tidur produksi saliva hampir mendekati nol.</span></li>
</ul>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;"><o:p style="text-align: justify;"> </o:p></span><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Faktor yang mempengaruhi keadaan saliva:</span></div>
<ul style="font-family: inherit;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> Kadar fosfat dan kalsium dalam saliva.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> </span><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Banyaknya jumlah bakteri streptococcus mutan dalam mulut.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> </span><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Merokok.</span></li>
</ul>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1. Pemeriksaan Kuantitas (laju aliran) Saliva</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-align: justify;"> Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva, yaitu:</span></div>
<div style="text-align: start;">
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Derajat hidrasi (asupan air dalam tubuh) mempengaruhi laju aliran saliva beserta kekentalannya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Posisi tubuh. Dalam keadaan berdiri, duduk, maupun tidur, masing-masing memiliki perbedaan dalam laju aliran saliva.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Paparan cahaya. Tempat terang, lembab dan suhu kamar juga memiliki perbedaan laju aliran saliva.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Stimulus penciuman. Laju saliva pada orang yang mencium aroma makanan berbeda dengan orang yang tidak mencium aroma makanan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Ritme sirkadian (laju aliran saliva).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Ritme sirkanul (pengaruh musim). Pada musim panas atau musim dingin, juga berbeda laju aliran saliva.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Penggunaan obat-obatan seperti obat anti stres atau obat anti kanker dapat membuat berkurangnya laju aliran saliva.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-align: justify;">Cara menghitung laju aliran saliva:</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 0px;">
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">a. Non stimulasi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-align: justify;"> Melihat jumlah laju aliran saliva yang masuk ke rongga mulut tanpa adanya stimulus eksogen (dari luar). Pemeriksaan ini disebut juga dengan resting flow rate.</span><br />
<span style="font-size: small; text-align: justify;">Cara pemeriksaan:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify;">Sediakan tisu (apa saja) yang dilapis dua.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify;">Tarik bibi pasien dan letakkan tisu pada setengah permukaan bibir pasien.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify;">Lihat droplet (pembasahan, biasanya berbentuk bulat) yang terbentuk pada tisu.</span></li>
</ul>
<span style="font-size: small; text-align: justify;">Hasil pemeriksaan:</span><span style="font-size: small; text-align: justify;"> </span></div>
<div style="text-align: start;">
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify;">Droplet terbentuk <30 detik, hasilnya tinggi.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify;">Droplet terbentuk 30 - 60 detik, hasilnya sedang. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify;">Droplet terbentuk >60 detik, hasilnya rendah.</span></li>
</ul>
</div>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: start;">
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">b. Stimulasi</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Melihat jumlah laju aliran saliva dengan adanya pemberian stimulus.</span><br />
<div style="text-align: start;">
<span style="font-size: small; text-align: justify;">Metode pengambilan saliva dengan cara:</span></div>
<ul>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Metode draining, yaitu dengan cara membiarkan saliva terus mengalir ke dalam tabung gelas.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Metode
spitting, yaitu dengan cara saliva dikumpulkan terlebih dahulu dalam
keadaan mulut tertutup, setelah itu diludahkan ke dalam tabung gelas.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Metode suction, yaitu dengan cara saliva disedot dengan menggunakan pipa suction yang diletakkan di bawah lidah.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Metode
swab, yaitu dengan cara menggunakan 3 buah cotton roll. 1 buah cotton
roll diletakkan di bawah lidah, 2 buah sisanya diletakkan pada
vestibulum molar 2 atas. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat
saliva.</span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Cara Pemeriksaan:</span><br />
<span style="font-size: small;"> Metode pengukuran yang digunakan adalah spitting, karena lebih mudah dilakukan oleh pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien untuk menguyah wax gum yang dikunyah selama 3 menit, kemudian salivanya diludahkan ke tabung gelas. Selanjutnya kunyah lagi dan saliva diludahkan setiap 1 menit. Lakukan sebanyak 5 kali. Jadi lama pemeriksaan saliva adalah 8 menit.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hasil Jumlah Saliva</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><3,5 ml very low</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">3,5 – 5,0 ml low</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">>5,0 ml normal</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2. Mengukur Viskositas Saliva</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small;">Syarat viskositas atau kekentalan saliva, yaitu saliva normal tidak kental sehingga mirip seperti air. Apabila saliva kental dan banyak buih, mengindikasikan bahwa ada kelainan pada kekentalan saliva.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Kriteria:</span><br />
<span style="font-size: small; text-align: left; text-indent: -18pt;">Baik (watery/clear), jika saliva:</span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Bening.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Cair.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Tidak berbusa. Bila berbusa namun masih mengalir seperti air masih dikatakan normal.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Bila gelas dimiringkan, saliva langsung mengalir cepat seperti air. </span></li>
</ul>
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> Sedang (frothy/bubly), jika saliva:</span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<ul>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Putih.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Berbusa.</span></li>
<li><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Bila gelas dimiringkan, saliva mengalir perlahan.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> Buruk, jika saliva:</span><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> </span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Lengket.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Putih.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Berbusa.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Bila gelas dimiringkan, hampir tidak mengalir.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: small;"><o:p style="text-align: justify;"> 3. </o:p></span><span style="font-size: small; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Pemeriksaan pH Saliva</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> pH normal saliva berkisar antara 6,8 – 7. Sedangkan pH krisis saliva adalah ≤ 5,5. Mengukur pH saliva, dapat digunakan alat </span><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">pH meter atau kertas lakmus dengan</span><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> pH indicator.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyXlwQu326v38t_GhJcDrCO54pKyG-1yLKugbfjq8onNjxrVSXqD333akI3CAQ2K-iwyUpmiM9SttfGPPe7qdvPCyYoZ04uHYpBtpz4-aEMSOk69E-ypO2waY4_-pk9whNpOeBQRaX8zXB/s1600/ph-meter.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gambar pH Meter" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyXlwQu326v38t_GhJcDrCO54pKyG-1yLKugbfjq8onNjxrVSXqD333akI3CAQ2K-iwyUpmiM9SttfGPPe7qdvPCyYoZ04uHYpBtpz4-aEMSOk69E-ypO2waY4_-pk9whNpOeBQRaX8zXB/s200/ph-meter.jpg" title="pH Meter" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">pH Meter</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaM9f0-QRYvKlQQxODdSgNPjTp51Z-d7Kcpye8i_u7wOK_MQ68OlCTQtRvmQLCEEAgG6mpfjHJ3JZiyjv0Y-Bdmbl_KDkt2uU23imbASpDvg0vBVq1awm63HwtaxDTogSR5zs-pm1RKHYO/s1600/ph_reading_chart_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gambar pH Indicator" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaM9f0-QRYvKlQQxODdSgNPjTp51Z-d7Kcpye8i_u7wOK_MQ68OlCTQtRvmQLCEEAgG6mpfjHJ3JZiyjv0Y-Bdmbl_KDkt2uU23imbASpDvg0vBVq1awm63HwtaxDTogSR5zs-pm1RKHYO/s320/ph_reading_chart_1.jpg" title="pH Indicator" width="168" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">pH Indicator</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihotTfnwnmQU8cIKg8xeFTFdRD_Xdf3YqNT3HkqiugupCJrLY6L_Vnbv-7xKoMrNT1Tm34NrWDOQiQch3EJV6oKS8XUmTPJZySNpTTdfHtGBZNNiDWOPTU-HKRXr7_WpnYi19-SYXOptUR/s1600/general-lakmus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihotTfnwnmQU8cIKg8xeFTFdRD_Xdf3YqNT3HkqiugupCJrLY6L_Vnbv-7xKoMrNT1Tm34NrWDOQiQch3EJV6oKS8XUmTPJZySNpTTdfHtGBZNNiDWOPTU-HKRXr7_WpnYi19-SYXOptUR/s200/general-lakmus.jpg" title="Lakmus" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Lakmus</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;">Cara mengukur pH saliva dengan kertas lakmus:</span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Rendam lakmus selama 10 detik.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan pH indicator.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hasil :</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> 5 Merah (asam)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> 7,8 Hijau (basa)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; text-indent: -18pt;"> 4. Pemeriksaan Kapasitas Buffer Saliva</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Kapasitas buffer atau dapar saliva adalah kemampuan saliva untuk membuat saliva kembali pada pH normalnya. Cara pemeriksaan kapasitas buffer dari saliva, yaitu:</span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Menggunakan test strip.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Gunakan pipet untuk mengambil saliva, kemudiam tetesi test strip pada ketiga garis.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Tunggu selama 2 menit.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; text-indent: -18pt;">Kemudian cocokkan warna yang terbentuk. </span></li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiso2640nDDCSdBJrmLBwafU6ytm0FA1RgzI2x1MSSwkR9q7Y41Av-zcWxqY1sIkhjpmf-OVI5F51c0_5FkwI0oXoInA4BGxmpKzrDprH6cFP7Uy8prIZj5pNaDLWKqqkL7nrT2H62cFKuY/s1600/1296.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiso2640nDDCSdBJrmLBwafU6ytm0FA1RgzI2x1MSSwkR9q7Y41Av-zcWxqY1sIkhjpmf-OVI5F51c0_5FkwI0oXoInA4BGxmpKzrDprH6cFP7Uy8prIZj5pNaDLWKqqkL7nrT2H62cFKuY/s320/1296.jpg" title="pH Test Strip" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Test Strip</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: small; text-align: justify;"><br /></span><span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small; text-align: justify;"> Cara penilaian:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Hijau poin 4</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Hijau/biru poin 3</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Biru poin 2</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Merah/biru poin 1</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Merah poin 0</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hasil:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Buruk 0-5 poin Merah</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Sedang 6-9 poin Kuning</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<div>
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;">· </span><!--[endif]--><span style="font-size: small;">Baik 10-12 poin Hijau</span></div>
<div>
<span style="font-size: small;"> </span></div>
<div>
<span style="font-size: small;"> Referensi: Kuliah drg. Sunnati, Sp.Perio - FKG Unsyiah</span></div>
<div>
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;"> <span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Silahkan dijadikan
bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon
komentarnya yang membangun. Trims ^^ </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00192380920648958246noreply@blogger.com2