Syarat sebelum melakukan pemeriksaan saliva.
- Tidak diperbolehkan untuk makan, minum, sikat gigi, dan merokok, selama 1 jam sebelum pemeriksaan.
- Mengingat sekresi saliva yang terus berubah setiap jamnya, waktu pemeriksaan saliva yang ideal menurut penelitian adalah pada pukul 09.00-11.00. Pada sore hari produksi saliva sangat banyak, sedangkan pada waktu tidur produksi saliva hampir mendekati nol.
- Kadar fosfat dan kalsium dalam saliva.
- Banyaknya jumlah bakteri streptococcus mutan dalam mulut.
- Merokok.
1. Pemeriksaan Kuantitas (laju aliran) Saliva
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva, yaitu:
- Derajat hidrasi (asupan air dalam tubuh) mempengaruhi laju aliran saliva beserta kekentalannya.
- Posisi tubuh. Dalam keadaan berdiri, duduk, maupun tidur, masing-masing memiliki perbedaan dalam laju aliran saliva.
- Paparan cahaya. Tempat terang, lembab dan suhu kamar juga memiliki perbedaan laju aliran saliva.
- Stimulus penciuman. Laju saliva pada orang yang mencium aroma makanan berbeda dengan orang yang tidak mencium aroma makanan.
- Ritme sirkadian (laju aliran saliva).
- Ritme sirkanul (pengaruh musim). Pada musim panas atau musim dingin, juga berbeda laju aliran saliva.
- Penggunaan obat-obatan seperti obat anti stres atau obat anti kanker dapat membuat berkurangnya laju aliran saliva.
Cara menghitung laju aliran saliva:
a. Non stimulasi
Melihat jumlah laju aliran saliva yang masuk ke rongga mulut tanpa adanya stimulus eksogen (dari luar). Pemeriksaan ini disebut juga dengan resting flow rate.
Cara pemeriksaan:
Cara pemeriksaan:
- Sediakan tisu (apa saja) yang dilapis dua.
- Tarik bibi pasien dan letakkan tisu pada setengah permukaan bibir pasien.
- Lihat droplet (pembasahan, biasanya berbentuk bulat) yang terbentuk pada tisu.
- Droplet terbentuk <30 detik, hasilnya tinggi.
- Droplet terbentuk 30 - 60 detik, hasilnya sedang.
- Droplet terbentuk >60 detik, hasilnya rendah.
b. Stimulasi
Melihat jumlah laju aliran saliva dengan adanya pemberian stimulus.
Metode pengukuran yang digunakan adalah spitting, karena lebih mudah dilakukan oleh pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien untuk menguyah wax gum yang dikunyah selama 3 menit, kemudian salivanya diludahkan ke tabung gelas. Selanjutnya kunyah lagi dan saliva diludahkan setiap 1 menit. Lakukan sebanyak 5 kali. Jadi lama pemeriksaan saliva adalah 8 menit.
Metode pengambilan saliva dengan cara:
- Metode draining, yaitu dengan cara membiarkan saliva terus mengalir ke dalam tabung gelas.
- Metode spitting, yaitu dengan cara saliva dikumpulkan terlebih dahulu dalam keadaan mulut tertutup, setelah itu diludahkan ke dalam tabung gelas.
- Metode suction, yaitu dengan cara saliva disedot dengan menggunakan pipa suction yang diletakkan di bawah lidah.
- Metode swab, yaitu dengan cara menggunakan 3 buah cotton roll. 1 buah cotton roll diletakkan di bawah lidah, 2 buah sisanya diletakkan pada vestibulum molar 2 atas. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat saliva.
Metode pengukuran yang digunakan adalah spitting, karena lebih mudah dilakukan oleh pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien untuk menguyah wax gum yang dikunyah selama 3 menit, kemudian salivanya diludahkan ke tabung gelas. Selanjutnya kunyah lagi dan saliva diludahkan setiap 1 menit. Lakukan sebanyak 5 kali. Jadi lama pemeriksaan saliva adalah 8 menit.
Hasil Jumlah Saliva
<3,5 ml very low
3,5 – 5,0 ml low
>5,0 ml normal
2. Mengukur Viskositas Saliva
Syarat viskositas atau kekentalan saliva, yaitu saliva normal tidak kental sehingga mirip seperti air. Apabila saliva kental dan banyak buih, mengindikasikan bahwa ada kelainan pada kekentalan saliva.
Kriteria:
Baik (watery/clear), jika saliva:
Baik (watery/clear), jika saliva:
- Bening.
- Cair.
- Tidak berbusa. Bila berbusa namun masih mengalir seperti air masih dikatakan normal.
- Bila gelas dimiringkan, saliva langsung mengalir cepat seperti air.
- Putih.
- Berbusa.
- Bila gelas dimiringkan, saliva mengalir perlahan.
Buruk, jika saliva:
- Lengket.
- Putih.
- Berbusa.
- Bila gelas dimiringkan, hampir tidak mengalir.
pH normal saliva berkisar antara 6,8 – 7. Sedangkan pH krisis saliva adalah ≤ 5,5. Mengukur pH saliva, dapat digunakan alat pH meter atau kertas lakmus dengan pH indicator.
- Rendam lakmus selama 10 detik.
- Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan pH indicator.
- Hasil :
5 Merah (asam)
7,8 Hijau (basa)
4. Pemeriksaan Kapasitas Buffer Saliva
Kapasitas buffer atau dapar saliva adalah kemampuan saliva untuk membuat saliva kembali pada pH normalnya. Cara pemeriksaan kapasitas buffer dari saliva, yaitu:
- Menggunakan test strip.
- Gunakan pipet untuk mengambil saliva, kemudiam tetesi test strip pada ketiga garis.
- Tunggu selama 2 menit.
- Kemudian cocokkan warna yang terbentuk.
Test Strip |
Cara penilaian:
· Hijau poin 4
· Hijau/biru poin 3
· Biru poin 2
· Merah/biru poin 1
· Merah poin 0
Hasil:
· Buruk 0-5 poin Merah
· Sedang 6-9 poin Kuning
· Baik 10-12 poin Hijau
Referensi: Kuliah drg. Sunnati, Sp.Perio - FKG Unsyiah
Silahkan dijadikan bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon komentarnya yang membangun. Trims ^^
2 komentar:
beli wax gumnya dmn ya? mohon pencerahannya T___T
mbak boleh gak tau lebih jelas referensi tentang metode pengambilan saliva
Posting Komentar
Berkomentarlah yang bijak sobat ^^