Kamis, 18 Oktober 2012

Pemeriksaan Saliva dan Plak untuk Menentukan Faktor Risiko Karies

Saliva


Syarat sebelum melakukan pemeriksaan saliva.
  • Tidak diperbolehkan untuk makan, minum, sikat gigi, dan merokok, selama 1 jam sebelum pemeriksaan.
  • Mengingat sekresi saliva yang terus berubah setiap jamnya, waktu pemeriksaan saliva yang ideal menurut penelitian adalah pada pukul 09.00-11.00. Pada sore hari produksi saliva sangat banyak, sedangkan pada waktu tidur produksi saliva hampir mendekati nol.
 Faktor yang mempengaruhi keadaan saliva:
  •  Kadar fosfat dan kalsium dalam saliva.
  •  Banyaknya jumlah bakteri streptococcus mutan dalam mulut.
  •  Merokok.
1.   Pemeriksaan Kuantitas (laju aliran) Saliva
      Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva, yaitu:
  • Derajat hidrasi (asupan air dalam tubuh) mempengaruhi laju aliran saliva beserta kekentalannya.
  • Posisi tubuh. Dalam keadaan berdiri, duduk, maupun tidur, masing-masing memiliki perbedaan dalam laju aliran saliva.
  • Paparan cahaya. Tempat terang, lembab dan suhu kamar juga memiliki perbedaan laju aliran saliva.
  • Stimulus penciuman. Laju saliva pada orang yang mencium aroma makanan berbeda dengan orang yang tidak mencium aroma makanan.
  • Ritme sirkadian (laju aliran saliva).
  • Ritme sirkanul (pengaruh musim). Pada musim panas atau musim dingin, juga berbeda laju aliran saliva.
  • Penggunaan obat-obatan seperti obat anti stres atau obat anti kanker dapat membuat berkurangnya laju aliran saliva.
Cara menghitung laju aliran saliva:
a.   Non stimulasi
      Melihat jumlah laju aliran saliva yang masuk ke rongga mulut tanpa adanya stimulus eksogen (dari luar). Pemeriksaan ini disebut juga dengan resting flow rate.
Cara pemeriksaan:
  • Sediakan tisu (apa saja) yang dilapis dua.
  • Tarik bibi pasien dan letakkan tisu pada setengah permukaan bibir pasien.
  • Lihat droplet (pembasahan, biasanya berbentuk bulat) yang terbentuk pada tisu.
Hasil pemeriksaan: 
  • Droplet terbentuk <30 detik, hasilnya tinggi.
  • Droplet terbentuk 30 - 60 detik, hasilnya sedang. 
  • Droplet terbentuk >60 detik, hasilnya rendah.


b. Stimulasi
    Melihat jumlah laju aliran saliva dengan adanya pemberian stimulus.
Metode pengambilan saliva dengan cara:
  • Metode draining, yaitu dengan cara membiarkan saliva terus mengalir ke dalam tabung gelas.
  • Metode spitting, yaitu dengan cara saliva dikumpulkan terlebih dahulu dalam keadaan mulut tertutup, setelah itu diludahkan ke dalam tabung gelas.
  • Metode suction, yaitu dengan cara saliva disedot dengan menggunakan pipa suction yang diletakkan di bawah lidah.
  • Metode swab, yaitu dengan cara menggunakan 3 buah cotton roll. 1 buah cotton roll diletakkan di bawah lidah, 2 buah sisanya diletakkan pada vestibulum molar 2 atas. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat saliva.
Cara Pemeriksaan:
       Metode pengukuran yang digunakan adalah spitting, karena lebih mudah dilakukan oleh pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien untuk menguyah wax gum yang dikunyah selama 3 menit, kemudian salivanya diludahkan ke tabung gelas. Selanjutnya kunyah lagi dan saliva diludahkan setiap 1 menit. Lakukan sebanyak 5 kali. Jadi lama pemeriksaan saliva adalah 8 menit.
Hasil                                                       Jumlah Saliva
<3,5 ml                                                   very low
3,5 – 5,0 ml                                            low
>5,0 ml                                                   normal

2.   Mengukur Viskositas Saliva
Syarat viskositas atau kekentalan saliva, yaitu saliva normal tidak kental sehingga mirip seperti air. Apabila saliva kental dan banyak buih, mengindikasikan bahwa ada kelainan pada kekentalan saliva.
Kriteria:
Baik (watery/clear), jika saliva:
  • Bening.
  • Cair.
  • Tidak berbusa. Bila berbusa namun masih mengalir seperti air masih dikatakan normal.
  • Bila gelas dimiringkan, saliva langsung mengalir cepat seperti air.
 Sedang (frothy/bubly), jika saliva:
  • Putih.
  • Berbusa.
  • Bila gelas dimiringkan, saliva mengalir perlahan.
 Buruk, jika saliva: 
  • Lengket.
  • Putih.
  • Berbusa.
  • Bila gelas dimiringkan, hampir tidak mengalir.
 3.   Pemeriksaan pH Saliva
     pH normal saliva berkisar antara 6,8 – 7. Sedangkan pH krisis saliva adalah ≤ 5,5. Mengukur pH saliva, dapat digunakan alat pH meter atau kertas lakmus dengan pH indicator.
Gambar pH Meter
pH Meter




Gambar pH Indicator
pH Indicator

Lakmus
Cara mengukur pH saliva dengan kertas lakmus:
  • Rendam lakmus selama 10 detik.
  • Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan pH indicator.
  • Hasil :
          5                              Merah (asam)
          7,8                           Hijau (basa)

  4.   Pemeriksaan Kapasitas Buffer Saliva
      Kapasitas buffer atau dapar saliva adalah kemampuan saliva untuk membuat saliva kembali pada pH normalnya. Cara pemeriksaan kapasitas buffer dari saliva, yaitu:
  • Menggunakan test strip.
  • Gunakan pipet untuk mengambil saliva, kemudiam tetesi test strip pada ketiga garis.
  • Tunggu selama 2 menit.
  • Kemudian cocokkan warna yang terbentuk.
Test Strip

      Cara penilaian:
·               Hijau                      poin 4
·               Hijau/biru               poin 3
·               Biru                        poin 2
·               Merah/biru             poin 1
·               Merah                    poin 0

Hasil:
·              Buruk             0-5 poin             Merah
·              Sedang         6-9 poin              Kuning
·              Baik           10-12 poin             Hijau
 
      Referensi: Kuliah drg. Sunnati, Sp.Perio - FKG Unsyiah


   Silahkan dijadikan bahan referensi belajar buat sobat semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan, bila ada pertanyaan maupun saran dimohon komentarnya yang membangun. Trims ^^

2 komentar:

ellena mengatakan...

beli wax gumnya dmn ya? mohon pencerahannya T___T

Unknown mengatakan...

mbak boleh gak tau lebih jelas referensi tentang metode pengambilan saliva

Posting Komentar

Berkomentarlah yang bijak sobat ^^

 
;